Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Kasus Anak Yasonna Laoly, Rocky Gerung: Mesti Ada Perubahan Radikal dalam Sistem Peradilan Kita

Soal Kasus Anak Yasonna Laoly, Rocky Gerung: Mesti Ada Perubahan Radikal dalam Sistem Peradilan Kita Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly akhir-akhir ini menjadi perbincangan usai beredar kabar anaknya, Yamitema Tirtajaya Laoly, terlibat dalam monopoli bisnis di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas).

Yamitema disebut sebagai co-founder dan chairman dari Jeera Foundation yang merupakan bagian dari PT Natur Palas Indonesia.

Kabar tersebut pertama kali beredar luas usai diungkap oleh Tio Pakusadewo dalam wawancaranya di kanal Youtube Uya Kuya. Perlu diketahui, Tio bebas dari Lapas Cipinang, Jakarta Timur, setelah divonis sembilan bulan penjara imbas kasus penyalahgunaan narkoba.

Baca Juga: Anak Yasonna Laoly Diduga Terlibat Bisnis Narkoba, Refly Harun: Anak Menteri Juga Harus Ditindak!

Menanggapi kabar tersebut, pengamat politik Rocky Gerung menyatakan bahwa sudah saatnya sistem peradilan Indonesia dievaluasi untuk meminimalkan praktik nepotisme di kalangan keluarga pejabat negara.

Menurutnya, beredarnya pertama kali kasus tersebut oleh warganet membuktikan bahwa masyarakat luas sudah tidak percaya lagi dengan kepastian hukum oleh aparat negara.

“Sudah ada keyakinan di bawah sadar bahwa setiap kedudukan politik itu punya efek pemanfaatan ekonomi. Jadi terima aja kalau netizen punya firasat, dan itu dibenarkan oleh hal-hal sebelum ini bahwa pejabat pajak anaknya mewah,” kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Kamis (4/5/2023).

Ia lalu menyerukan perlunya urgensi untuk menyelidiki kasus tersebut sebelum masyarakat luas lebih memihak kepada peradilan jalanan daripada sistem peradilan hukum di Indonesia.

“Sering kali jangan sampai keadilan itu ditentukan oleh bisik-bisik di jalanan. Tetapi pada saat yang sama orang tahu bahwa keadilan itu ditentukan oleh bisik-bisik di kamar pejabat. Jadi orang mikir mending kita pro pada peradilan jalanan daripada nunggu keputusan hukum dari ruang pengadilan,” katanya.

Dalam hal ini, ia mengatakan bahwa bisa saja masyarakat luas lebih percaya pada hasil investigasi warganet daripada aparat penegak hukum

“Memang dalam keadaan kepastian hukum orang lebih percaya pada hasil investigasi netizen karena itu membuktikan banyak hal,” jelasnya.

Ia kemudian menyinggung pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD yang menyatakan bahwa kasus korupsi dan nepotisme ada di segala bidang pelayanan publik.

“Kita tahu bahwa upaya itu kalau terlalu jauh pasti terhalang. Padahal sebetulnya upaya yang dari awalnya bersih harusnya dijalankan terus. Dan itu bagian dari hal yang kita tahu kultur politik kita diasuh oleh nepotisme, feodalisme, dan tukar-tambah kekuasaan. Jadi pasar gelap kekuasaan ini yang mengintai kita setiap saat, mental korup itu ada di segala bidang,” jelasnya.

Rocky Gerung meminta agar ada perubahan radikal dalam sistem peradilan di Indonesia agar praktik nepotisme pejabat negara dapat segera diusut.

“Enggak ada perubahan gradual yang memungkinkan kita berubah secara total, mesti benar-benar radikal. Perubahan radikal pada kualitas manusia dan pada kualitas regulasi dan semua itu yang mesti kita lakukan,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: