Petinggi Organisasi Papua Merdeka atau OPM kerap menyanjung Belanda sangat menghargai para penduduk Papua. Anggota DPD asal Papua, Yorrys Raweyai membuat para petinggi OPM tak berkutik dengan mempertanyakan pembangunan yang dilakukan Belanda selama 300 tahun lebih menjajah Papua.
Pimpinan Organisasi Papua Merdeka Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (OPM TPNPB) Jeffery Bomanak begitu menyanjung Belanda dan mengatakan Belanda tidak pernah sekalipun melakukan kekerasan di Papua.
Menanggapi hal tersebut, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Papua Yorrys Raweyai mengatakan, selama Papua berada di bawah Indonesia berbagai pembangunan dilakukan di Tanah Papua.
Baca Juga: KKB Papua Dinilai Sudah Kelewatan, Eks Menterinya Jokowi Sampai Geram: Saya Akan Minta Bom Sama TNI
Sedangkan Jeffrey begitu menjunjung Belanda karena OPM dibentuk oleh Belanda.
Nicolaas Jouwe yang merupakan tokoh pendiri OPM mengungkapkan sebenarnya OPM didirikan oleh Belanda untuk memecah Indonesia.
Menurut Nicolaas, saat itu Belanda menyuruh orang Papua membentuk militernya sendiri dan beberapa orang yang fanatik kemudian mendirikan OPM.
OPM tersebut dibentuk dari sebuah kelompok kecil yang dilatih oleh Belanda yang terdiri dari korps sukarelawan masyarakat Papua.
Saat Papua bergabung ke Indonesia, pihak Belanda tidak terima dengan kondisi tersebut dan mereka tetap menginginkan Papua harus berdiri sendiri atau bergabung dengan bangsa lain.
“Saat itu saya diperintahkan untuk membuat bendera Bintang Kejora,” kata Nicolaas.
Baca Juga: Dalam Posisi Sujud, KKB Mulai Mengeksekusi Warga Papua!
Sedangkan OPM saat ini juga terus memperjuangkan Papua untuk merdeka berdasarkan sejarah yang dibuat oleh Belanda.
Yoris juga mengatakan bahwa sebenarnya yang harus kita lakukan saat ini adapah mempercepat pembangunan di Papua sehingga dapat memberikan kesejahteraan pada rakyat Papua.
“Saja coba objektif saja, mungkin kita bilang gagal atau segala macam, saya setuju. Kita lihat katanya Belanda menjajah Papua 300 tahun lebih dan dia membangun peradaban Papua dengan OPM-nya,” terang Yoris.
“Dia membangunnya di mana, coba sekarang saya tanya, ada gak satu universitas yang dibangun di Papua, selama 300 tahun,” tanya Yoris.
“Kita bicara rumah sakit, kita melihat hampir semua daerah ada rumah sakit dan berapa banyak masyarakat Papua yang telah bersekolah,” paparnya.
Yoris juga menyinggung bahwa pada BJ Habibie dirinya bersama tim di mana Papua masuk dalam anggota dalam badan negara-negara yang dijajah kelompok Kolonial 24 atau K24.
“Saat membahas dengan Habibie di Istana Negara yang saat itu menjadi Presiden mengemukakan agar usulan tersebut dapat direnungkan dan kemudian dibentuklah sebuah tim yag terdiri dari 100 orang,” kenang Yoris.
“Akan tetapi setelah Presiden RI berganti dengan Gus Dur kami kembali menghadap dan mengemukakan usulan tersebut, di mana Gus Dur dengan tegas mengatakan, ‘apapun bisa kalian minta kecuali untuk merdeka,” papar Yoris.
Menurut Yoris, dalam pertemuan dengan Gus Dur tersebut maka dikemukakan bagaimana proses-proses hukum Papua disesuaikan dengan hukum adat Papua dan kemudian diadakan Kongres Adat Papua ke 2.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement