Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transformasi Ekonomi Riau dari Unsustainable Menjadi Sustainable karena Industri Perkebunan Sawit

Transformasi Ekonomi Riau dari Unsustainable Menjadi Sustainable karena Industri Perkebunan Sawit Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak era Kolonial, perekonomian Riau dibangun dengan mengandalkan non-renewable resources berbasiskan minyak bumi. Aktor utama korporasi multinasional dari minyak bumi di Riau ialah Caltex (California Texas Oil Corporation).

Berdasarkan data yang dirangkum PASPI, produksi minyak bumi Riau tertinggi yang pernah dicapai yakni sebesar satu juta barel per hari tahun 1976. Namun, produksinya terus menurun menjadi hanya 222 ribu barel per hari pada tahun 2000 dan 76 ribu barel per hari pada tahun 2019.

Baca Juga: Potensi Besar Pasar Minyak Sawit di Negara Mesir

"Penurunan peran sektor migas dalam ekonomi Riau juga terlihat pada pangsanya dalam struktur PDRB (dari 62% menjadi 14%) dan struktur ekspor (dari 86% menjadi 4%) dalam kurun waktu 20 tahun terakhir," catat PASPI, dikutip Rabu (10/5/2023).

Direktur Eksekutif PASPI, Tungkot Sipayung, mengatakan, di sisi lain, Riau juga berhasil mengembangkan ekonomi berbasiskan sumber daya yang lebih renewable, yakni perkebunan sawit dengan aktor utama sinergitas perkebunan sawit rakyat, swasta, dan BUMN (PTPN).

Perkebunan sawit juga telah berperan menjadi penggerak ekonomi Riau baik dalam pertumbuhan ekonomi kabupaten, pengurangan pengangguran, dan kemiskinan. Bahkan dalam ekspor Riau, Tungkot mengatakan, industri sawit berhasil menggantikan posisi migas dengan pangsa ekspornya meningkat dari hanya 0,34% menjadi 60%.

"Hal ini menunjukkan bahwa industri sawit telah mentransformasi ekonomi Riau dari non-renewable economy dan eksklusif kepada renewable economy dan inklusif," catat Tungkot.

Tidak hanya mentransformasi perekonomiannya saja, peran perkebunan sawit di Riau juga menciptakan nilai baru, yakni nilai lingkungan, mengingat perannya sebagai carbon sink dan carbon stock. Pada era minyak bumi, dikatakan Tungkot, Riau menghasilkan emisi karbon yang cukup besar ke atmosfer bumi, sebaliknya perkebunan sawit justru menyerap karbon dioksida dari atmosfer bumi.

"Artinya, terjadinya juga transformasi ekonomi Riau dari unsustainable economy ke sustainable economy," catat Tungkot.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: