Hampir Tertunduk Lesu Para Pemimpin G7, Lihat Pengaruh China Luar Biasa
China akan menjadi topik dalam pertemuan para pemimpin keuangan Kelompok Tujuh (G7). G7 berusaha mendiversifikasi rantai pasokan dari Beijing tetapi juga berusaha mendapatkan kerja sama dalam menyelesaikan masalah utang global.
Tujuan-tujuan yang saling bertentangan ini muncul di atas kerentanan yang dihadapi negara-negara demokrasi kaya G7 karena ketergantungan mereka yang sangat besar terhadap China, yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia dan pemegang utang luar negeri terbesar kedua AS.
Baca Juga: PM Kanada Sampai Perjelas Soal Intimidasi yang Dilakukan China: Tidak Berpengaruh
Meningkatnya risiko gagal bayar utang AS, yang dapat mengguncang pasar keuangan yang sudah gelisah setelah kegagalan bank baru-baru ini, akan membayangi pertemuan tiga hari yang akan dimulai pada hari Kamis di kota Niigata, Jepang.
Sementara Menteri Keuangan Janet Yellen akan bergabung dalam pembicaraan para pemimpin keuangan G7, Presiden AS Joe Biden pada Selasa mengisyaratkan kemungkinan membatalkan perjalanannya ke Hiroshima untuk pertemuan puncak minggu depan jika masalah utang tidak terselesaikan.
"Dolar, dan surat-surat berharga negara, dianggap sebagai aset yang paling aman di seluruh sistem keuangan global," kata Yellen pada Senin (8/5/2023).
Ia mengatakan itu dalam sebuah peringatan akan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh gagal bayar pada ekonomi dan pasar keuangan AS.
"Ini dipercaya, dan ini adalah aset yang paling aman dan kegagalan untuk menaikkan plafon utang, yang merusak peringkat kredit AS, akan menempatkannya dalam risiko. Jadi itu adalah kekhawatiran yang nyata," imbuhnya.
Krisis utang AS memusingkan Jepang, yang tahun ini menjadi ketua G7 dan pemegang utang AS terbesar di dunia.
Tema-tema utama lainnya yang akan dibahas pada pertemuan G7 minggu ini termasuk cara-cara untuk memperkuat sistem keuangan global, langkah-langkah untuk mencegah Rusia menghindari sanksi-sanksi atas invasinya ke Ukraina, dan risiko-risiko ekonomi global seperti inflasi yang sangat tinggi, ujar para pejabat Jepang.
Jepang berharap dapat mengeluarkan pernyataan bersama G7 setelah pertemuan ini, mereka menambahkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement