Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ancaman Rezim Putin Ngeri: Bertahan di Bakhmut Atau Wagner Dicap Pengkhianat

Ancaman Rezim Putin Ngeri: Bertahan di Bakhmut Atau Wagner Dicap Pengkhianat Kredit Foto: Reuters/Maxim Shemetov
Warta Ekonomi, Moskow -

Kepala pasukan tentara bayaran Rusia yang bertempur di Ukraina timur pada Selasa (9/5/2023) mengatakan bahwa ia telah diberitahu bahwa ia dan anak buahnya akan dianggap sebagai pengkhianat jika mereka meninggalkan posisi mereka di kota Bakhmut.

Namun Yevgeny Prigozhin mengatakan untuk kedua kalinya dalam hitungan hari bahwa pasukannya akan meninggalkan Bakhmut jika mereka tidak menerima amunisi yang mereka butuhkan untuk menekan pertempuran.

Baca Juga: Habis Ngambek, Tentara Bayaran Wagner Bikin Senyum Rusia: Kami Bertahan di Bakhmut

Ia menyampaikan omelan terbarunya dalam sebuah pesan audio yang mengandung kata-kata kotor yang bertepatan dengan perayaan kemenangan Soviet atas Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua dengan parade tradisional di Lapangan Merah Moskow.

"Perintah tempur datang kemarin yang dengan jelas menyatakan bahwa jika kami meninggalkan posisi kami (di Bakhmut), itu akan dianggap sebagai pengkhianatan terhadap tanah air. Itu adalah pesan untuk kami," kata Prigozhin.

"(Tapi) jika tidak ada amunisi, maka kami akan meninggalkan posisi kami dan menjadi orang yang bertanya siapa yang benar-benar mengkhianati Tanah Air. Rupanya, orang yang mengkhianati Tanah Air adalah orang yang menandatanganinya (perintah untuk memasok amunisi yang terlalu sedikit," terangnya.

Dia mengatakan pasukannya akan tetap tinggal di Bakhmut dan tetap bersikeras bahwa mereka akan mendapatkan amunisi "untuk beberapa hari lagi".

Prigozhin sebelumnya menuduh kementerian pertahanan dengan sengaja membuat pasukannya kekurangan amunisi. Kementerian tersebut mengatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk memastikan semua unit di medan perang mendapatkan apa yang mereka butuhkan.

Pada hari Senin, Prigozhin mengatakan bahwa ada tanda-tanda masalah amunisi telah diselesaikan, namun pada hari Selasa ia mengatakan bahwa ukuran pengiriman telah dipangkas.

"Mereka hanya memberi kami 10% dari yang kami minta. Kami telah ditipu," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: