Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BSI Kena Serangan Ransomware Tiga Hari, Pakar: Tamparan Telak terhadap Penyelesaian Serangan Siber

BSI Kena Serangan Ransomware Tiga Hari, Pakar: Tamparan Telak terhadap Penyelesaian Serangan Siber Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Bank Syariah Indonesia (BSI) diduga kena serangan ransomware sejak Senin (8/5/2023) lalu. Gangguan layanan perbankan ini membuat ATM, internet banking, dan mobile banking BSI tidak bisa diakses.

Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menyebut insiden ini sebagai permasalahan yang terparah dalam sejarah perbankan Indonesiax.

Achmad menyebut bahwa erornya sistem BSI dalam waktu yang lama tersebut membuat masyarakat mempertanyakan keamanan sistem teknologi bank BUMN. Terlebih, saat ini pemerintah sedang gencar membangun ekosistem keuangan digital. Menurut Achmad, masalah ini dapat merusak reputasi bank BUMN. 

Baca Juga: BSI Maslahat Salurkan Dana Rp7,9 Miliar dalam Program Menebar Kebaikan Ramadan

“Apa yang terjadi dengan perbankan pelat merah BSI adalah tamparan telak terhadap penyelesaian serangan siber di perbankan nasional. Ini menunjukan tidak efisien, tidak optimal dan tidak sigap sistem IT perbankan syariah pelat merah Indonesia,” ujar staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jakarta ini dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/5/2023).

Achmad juga mempertanyakan lambannya respons dari pihak yang bertanggung jawab. Setelah sistem eror dikeluhkan masyarakat sejak Senin (8/5/2023), BSI memberikan tanggapan melalui akun Twitter resmi @bankbsi_id pada Selasa (9/5/2023).

"Terkait kendala yang terjadi pada layanan BSI, dapat kami sampaikan bahwa saat ini nasabah telah dapat melakukan transaksi melalui Kantor Cabang dan ATM BSI serta secara bertahap layanan BSI Mobile juga akan segera dapat digunakan kembali oleh nasabah," cuit BSI melalui Twitter.

Mengenai hal ini, Achmad menanggapi, “bila reputasi rusak, seharusnya ada pihak yang bertanggung jawab dan berani tampil kedepan meminta maaf kepada publik. Anehnya, sampai tiga hari ini pihak BSI maupun pihak regulator sistem pembayaran BI dan OJK serentak berdiam diri, tidak berani menjelaskan apa penyebab dan siapa yang bertanggung jawab atas serangan siber tersebut."

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut bahwa sistem BSI tengah dalam mode pemeliharaan dan mengindikasikan adanya serangan siber berupa ransomware di sela-sela KTT ASEAN Labuan Bajo, Rabu (10/5/2023).

“Dalam perspektif kebijakan publik, ini adalah hal yang tidak dapat dicontoh dimana semua pihak berlepas diri atas kejadian error ini dan tidak ada yang berani bertanggung jawab untuk tampil kedepan menjelaskan ini tanggung jawabnya,” kata Achmad, kembali mempertanyakan tanggung jawab atas insiden ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tara Reysa Ayu Pasya
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: