Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Enggak Boleh Terulang Lagi, Cucu Habib Kuliti Rezim Jokowi: Enggak Independen, Malah Layani Megawati

Enggak Boleh Terulang Lagi, Cucu Habib Kuliti Rezim Jokowi: Enggak Independen, Malah Layani Megawati Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid memberikan kritikan pedas terkait dengan kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Dirinya mengatakan pemerintahan dalam genggaman politikus tersebut tidak boleh terulang di masa depan.

Baca Juga: Kejutan Depan Mata, Tiga Tanda Kembalinya Duet Anies Baswedan-Sandiaga

Menurutnya, Jokowi terlalu bergantung kepada Megawati Soekarnoputri. Hal tersebut menyebabkan ia tak independen dalam mengambil keputusan guna merubah nasib rakyat di Indonesia.

Habib Umar juga mengatakan masyarakat sebaiknya mencari pemimpin yang berani menjadi pelayan masyarakat dan bukan petugas partai. 

"Tidak bisa independen dan selalu bergantung kepada Ketua Umum partai politik (parpol). Jadi kalo bisa jangan ada lagi petugas partai yang menjadi pemimpin di negeri ini," ujar Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Rabu (10/5/2023).

Menurutnya, yang dibutuhkan rakyat Indonesia sekarang ini adalah seorang pemimpin yang bekerja demi dan untuk kepentingan rakyat. Bukan tergantung atau bergantung pada ketua umum partai. Sehingga tidak dapat berkarya dan bekerja semaksimal mungkin untuk mensejahterakan rakyatnya.

"Rakyat Indonesia, ingin memiliki pemimpin yang tidak mempunyai ketergantungan dengan partai politik sehingga dapat bekerja lebih fokus untuk bangsa dan negara Indonesia," jelas Habib Umar.

Dikatakan Habib Umar, rakyat Indonesia sudah mengerti dan paham bagimana kinerja parpol yang mengusung petugas partai untuk dijadikan pemimpin bangsa, yang terjadi justeru malah timbul perpecahan dan bisa saja membuat kehancuran sebuah negara.

"Coba kita lihat pemerintahan sebelumnya kebelakang. Di mana saat SBY memimpin bangsa ini. Beliau (SBY-red) bebas menentukan apa yang diinginkan, tinggal mengatur, dan membuat kebijakan, mengamankan dan membuat rakyat sejahtera, " tuturnya.

Menyoal beberapa lembaga survei yang merilis kepuasaan rakyat atas kinerja Jokowi cukup tinggi, hal itu mungkin saja. Jika hal itu dilihatnya terhadap pembangunan berupa infrastruktur.

"Tetapi apa sebatas itu menilai kinerja seorang presiden. Masih banyak hal yang utama yang beliau (Jokowi-red) lewatkan, seperti yang diamanatkan dalam undang undang dasar (UUD) kita. Di mana Kesejahteraan dan dimana Keadilan untuk rakyat selama pak Jokowi memimpin negeri ini, kurang terlihat tuh," papar Habib Umar.

Kalau hanya untuk membangun infrastruktur kata Habib Umar, tinggal serahkan pada menteri pembangunan mau bikin sepuluh tingkat jalan layang bisa dibuat. Sepertinya infrastruktur sudah bagus dan mega bangunannya, sayangnya rakyatnya masih miskin dan susah cari makan serta menanggung banyak hutang.

Baca Juga: Tinggalkan Legacynya Jokowi, Anies Baswedan Ingin Merdekakan Indonesia: Pemilu, Sebuah Kesempatan...

"Walaupun demikian, kita harus tetap memberikan apresiasi dan berterima kasih atas pengabdian yang telah dilakukan pak Jokowi selama dua periode (selama sepuluh tahun-red) untuk bangsa ini," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: