Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amien Rais Bilang Paloh Sudah Dapat Hidayah, Tinggal Jokowi Masih Tersesat

Amien Rais Bilang Paloh Sudah Dapat Hidayah, Tinggal Jokowi Masih Tersesat Kredit Foto: Instagram/Amien Rais
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais mengaku memang dulu hubungan antara Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sangat akrab. 

Tapi kini, hubungan keduanya berubah dari bersatu menjadi berseteru.

"Salah satu topik politik sangat hangat saat ini adalah perpecahan antara Jokowi dan Surya Paloh keduanya pernah bersekutu sejak sebelum Jokowi jadi presiden. Namun sekarang dua tokoh politik ini sudah pisah jalan," kata Amien Rais dikutip dari akun Youtube-nya.

"Jokowi dengan sisa-sisa kekuasaannya masih saja mencoba menjadi presiden paling hebat yang pernah dimiliki Indonesia, itu menurut dia," sindir Amien Rais.

"Tapi cukup banyak pula yang berpendapat Jokowi presiden yang tergawat, seluruh langkah politiknya bertujuan untuk membunuh demokrasi bahkan mencoba membonsai Pancasila," jelasnya.

Amien pun menilai dulu antara Surya Paloh dan Jokowi memilik persamaan dan kini berubah.

"Dua-duanya diasuh oleh kaum oligarki, dua-duanya sangat akrab dengan bandit-bandit oligarki yang sedang dan terus mencoba mengangkangi Indonesia. Ahok pernah mengatakan Jokowi tidak mungkin jadi presiden tanpa bantuan para pengembang," kata Amien.

Meski demikian, dalam perjalanan karir politiknya, Surya Paloh mendapatkan 'hidayah' karena mendukung Anies Baswedan sebagai capres, simbol perubahan.

Sementara Jokowi masih bertahan 'dalam kesesatan', kata Amien.

"Ada perbedaan mencolok antara Pak Jokowi dan Pak Surya Paloh. Surya Paloh mendapat hidayah karena setelah lama bergelimbang dengan para oligarki itu mengambil jalan yang sangat mengejutkan tapi positif yaitu ingin melakukan perubahan. Nah sedangkan Jokowi jelas ingin meneruskan langkah-langkahnya yang menyengsarakan rakyat dan menguntungkan kalangan konglomerat.

"Nah mungkin dalam bahasa agama Jokowi bertahan dalam semacam kesesatan, baik kesesatan politik, kesesatan ekonomi, kesesatan moral yang berakhir dengan robohnya demokrasi Indonesia," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: