Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IKN Sepi Peminat, Isu Deforestasi dan Hak Masyarakat Adat Buat Investor Enggan Masuk?

IKN Sepi Peminat, Isu Deforestasi dan Hak Masyarakat Adat Buat Investor Enggan Masuk? Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Depok -

Penunjukan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai ketua satuan tugas khusus percepatan realisasi investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa hari yang lalu kemudian menimbulkan spekulasi dari publik tentang penyebab lambannya investor asing yang masuk ke IKN.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkap bahwa masalah pertanahan merupakan penyebab masih banyaknya investor yang belum merealisasikan investasinya di IKN.

Dalam penuturannya, para investor menilai bahwa skema pembelian tanah di IKN masih belum jelas. Alhasil, saat ini para investor baru sebatas komitmen Letter of Intent (LoI) dan belum ada realisasi langsung di lapangan.

Baca Juga: Luhut Pimpin Satgas Percepatan Investasi di IKN, Bahlil Tak Bisa Datangkan Investor?

"Kalau investasi dengan Otorita bos urusannya. Kan, sudah ada yang masuk LoI, lewat saya sudah beberapa LoI kita serahkan ke Otorita. Masalahnya adalah pembelian tanahnya ini yang belum disiapkan Otorita," kata Basuki ditemui di Kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Minggu (30/4/2023).

Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa selain regulasi pertanahan yang belum jelas, masalah deforestasi dan pelanggaran hak masyarakat adat merupakan dua alasan fundamental yang membuat investor-investor asing terutama dari Barat enggan untuk berinvestasi di IKN.

“Tetapi bukan sekedar itu saja, ini soal cara pandang dunia kepada Indonesia. Dunia memandang Indonesia masih melakukan deforestasi, ya itu bisa diselesaikan dengan menghentikan deforestasi. Tetapi dunia juga akan menilai apakah energi bersih tersebut diperoleh secara demokratis atau tidak. Bagaimana kalau pemain-pemain di industri baterai misalnya cuma satu/dua orang saja, masyarakat sipil dunia akan mencurigai bahwa itu adalah permainan kartel,” kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Jumat (19/5/2023).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: