Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gimana Hasil Penerbitan Green Bonds PGE?

Gimana Hasil Penerbitan Green Bonds PGE? Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) tengah menerbitkan surat utang berwawasan hijau alias green bonds di luar wilayah Indonesia sebesar US$400 juta atau sekitar Rp6 triliun dengan kupon 5,15% per tahun yang jatuh tempo pada tahun 2028. 

Perseroan mengklaim bahwa green bonds tersebut mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 8,25 kali. 

Namun, hingga saat ini, perseroan memjelaskan lebih lanjut hasil dari penerbitannya. Pasalnya, memangkas nilai emisi obligasi sebesar US$400 juta dari targer sebelumnya US$600-800 juta.

Pengamat Pasar Modal sekaligus CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto mengatakan manajemen PGEO seharusnya menyampaikan pemberitahuan resmi kepada pemegang saham, termasuk publik dan otoritas, meskipun green bond tersebut diterbitkan diluar negeri. 
Baca Juga: Setelah Global Bonds, PGE Diproyeksikan Bakal Kembali Gelar Aksi Korporasi

Hingga saat ini, paparnya, belum ada pernyataan resmi dari manajemen PGEO terkait dengan capaian tersebut. Informasi hanya dalam bentuk kabar kelebihan permintaan (oversubscribed) yang bersumber dari investment banker anonim.

“Mengingat ini informasi material yang dapat memengaruhi nilai dan pergerakan saham PGEO, seharusnya diumumkan sebagai bentuk keterbukaan,” katanya.

Jika pernyataan terkait dengan kelebihan permintaan terhadap green bond tersebut benar adanya, papar Fendy, manajemen harus bangga mengungkapkannya. “Menurut saya harus ada pengumuman resmi sebagai kewajiban emiten, meskipun green bond di luar area Indonesia.”

Baca Juga: Terbitkan Surat Utang, PGE Disarankan untuk Segera Melakukan Perbaikan Kinerja

Diketahui, PGEO bakal menggunakan dana hasil emisi obligasi untuk melunasi seluruh sisa utang jangka pendek sebesar US$600 juta yang akan jatuh tempo pada 23 Juni 2023.

Sementara itu, dalam laporan keuangannya perseroan menyatakan per 31 Desember 2022, perseroan memiliki saldo modal kerja negatif senilai US$424.475. Modal kerja negatif menunjukkan bahwa utang lancar perseroan lebih besar dibandingkan dengan aset lancarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: