Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genjot Investasi ke Indonesia, Luhut Kunjungi Dua Perusahaan Besar di Tiongkok

Genjot Investasi ke Indonesia, Luhut Kunjungi Dua Perusahaan Besar di Tiongkok Kredit Foto: Instagram Luhut
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia terus mendorong China berinvestasi di Indonesia. Terbaru Menteri Koordinator Bi­dang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke China usai mendampingi Presiden Jokowi pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, Jepang.

Dalam agenda ke Negeri Tirai Bambu tersebut, Luhut men­datangi dua perusahaan terbesar di China, yaitu Wanhua Chemi­cal dan Walsin Lihwa Corpora­tion. “Saya ingin menyaksikan sendiri bagaimana seluk be­luk perusahaan-perusahaan China yang punya cabang di Indonesia dan mereka hendak berinvestasi di Indonesia,” kata Luhut dalam keterangan resminya, kemarin.

Luhut menjelaskan, perusahaan per­tama yang dikunjungi yaitu, Wanhua Chemical. Perusahaan kimia global berbasis di Yantai ini, 731 kilometer (km) jaraknya dari Ibu Kota Beijing. Luhut menuturkan, Wanhua Chemical didirikan pada tahun 1998 dan sejak saat itu telah berkembang menjadi salah satu produsen isosianat terbesar di dunia.

Isosianat adalah bahan kimia yang digunakan dalam produksi poliuretan, salah satu jenis plastik yang digunakan dalam berbagai produk. Mulai dari busa furniture, pelapis otomotif, hingga pesawat terbang.

Baca Juga: Luncurkan TCTP, Luhut Minta China Tambah Investasi di Indonesia

Dalam beberapa tahun ter­akhir ini, Wanhua Chemical telah melakukan ekspansi ke luar China dan sekarang sudah beroperasi di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Hungaria.

“Satu minggu sebelumnya, mereka mengirim perwakilannya ke Indonesia dan hari ini saya datang kembali untuk meyakinkan dan mengajak mereka agar segera masuk dan berinvestasi di Indonesia,” tuturnya.

Selanjutnya, Luhut pun mengunjungi Walsin Lihwa Corporation, perusahaan multi­nasional yang beroperasi dalam bidang produksi baja nirkarat, tembaga, dan kabel listrik. Perusahaan ini didirikan pada 1966 dan sejak saat itu telah berkembang menjadi salah satu produsen utama dalam bidangnya.

Saat ini Walsin sudah mem­bangun pabrik pengolahan stain­less steel dan nickel matte di Kawasan Industri Morowali dan Wedabay. Luhut mengakui, kedua peru­sahaan ini aktif dalam research and development yang ber­fokus pada peningkatan efisiensi produksi dan pengembangan produk baru.

“Saya akan terus merayu mereka untuk kembali melipat­gandakan investasinya di Indo­nesia. Saya yakin mereka akan tertarik dengan penawaran yang kami berikan,” tegasnya. Dia pun berharap perjalanan panjangnya ke Tiongkok dapat menghasilkan multiplier effect bagi masyarakat Indonesia terutama dalam hal transfer teknologi yang akan mendorong peningkatan mutu industri dalam negeri.

Sebelumnya kerja sama Indonesia dengan China di bidang industri terus diperkuat dan ditingkatkan. Salah satu upaya yang dilakukan yakni menerapkan skema kerja sama Two Countries Twin Parks (TCTP)

Luhut bilang sejak penandatanganan MoU oleh kedua negara pada 12 Januari 2021, Indonesia dan Tiongkok mendorong kerja sama investasi di kawasan industri yang telah disepakati, yaitu, Yuanhong Investment Zone di RRT  dengan kawasan industri di Bintan, Semarang, dan Batang di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: