Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Gencar Dedolarisasi, Bagaimana Nasib Eksportir dan Importir?

Indonesia Gencar Dedolarisasi, Bagaimana Nasib Eksportir dan Importir? Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat.

Sementara itu, ia menjelaskan bahwa kebijakan dedolarisasi belum bisa dibilang apakah menguntungkan atau merugikan bagi eksportir dan importir. Pasalnya, eksportir dan importir akan mempetimbangkan nilai rupiah dari komoditas yang ditransaksikan. Ia kemudian mengatakan bahwa dolar AS tetap akan dibutuhkan dalam kegiatan perdagangan internasional.

“Kita tidak bisa mengatakan bahwa ini menguntungkan atau merugikan bagi eksportir maupun importir. Bagi eksportir, sebenarnya yang paling utama adalah bagaimana nilai ekspor mereka terhadap rupiahnya itu tidak berkurang. Kalau saya ekspor ke Thailand menggunakan baht, saya akan berhitung berapa rupiah yang akan saya dapat, kalau saya menggunakan dolar yang akan saya dapat berapa. Dan balik lagi mereka akan berhitung kebutuhan dolar saya berapa,” paparnya.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa kebijakan dedolarisasi tidak untuk dilihat keuntungan dan kerugiannya, melainkan sebuah alternatif mata uang dalam perdagangan ekspor dan impor.

“Jadi kalkulasi yang dilakukan oleh eksportir itu tidak semata-mata dipengaruhi oleh kesepakatan Indonesia dengan negara partner, demikian juga dengan impor. Makanya saya belum bisa mengatakan bahwa dedolarisasi ini bisa berdampak positif atau negatif kepada eksportir-importir. Yang jelas ini memberikan kemudahan karena mereka memiliki alternatif untuk mata uang digunakan. Ini yang diharapkan dapat memperlancar arus perdagangan, baik itu ekspor maupun impor,” tukasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: