Tak Lagi Gali Lubang Tutup Lubang, Ibu-ibu Ini Bahkan Bisa Beli Aset Berkat Program Tepat Pembiayaan Syariah
Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Sekitar delapan tahun lalu, tepatnya Maret 2015, sekelompok ibu-ibu dari desa Onewila, Kendari, Sulawesi Tenggara, yang memiliki tujuan sama yakni membangun kehidupan yang lebih baik memutuskan untuk membentuk kelompok dengan nama Sentra Sakura.
Ibu-ibu di Sentra Sakura sebagian besar awalnya merupakan ibu rumah tangga yang fokus mengurus kebutuhan suami dan anak. Namun, insting sebagai ibu yang rela melakukan segala hal demi buah hati, menggerakan mereka untuk membantu sang suami guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Melalui Sentra Sakura lah, ibu-ibu tersebut merasa terbantu karena kini dapat ikut menghasilkan pendapatan dari usaha yang dilakukan tanpa melupakan status mereka baik sebagai istri maupun ibu. Pasalnya, melalui Sentra Sakuran, ibu-ibu tersebut memperoleh bantuan pembiayaan dari PT BTPN Syariah Tbk (BTPN Syariah) yang dipergunakan untuk memulai usaha.
Baca Juga: Berikan Pembiayaan Tanpa Jaminan ke Ibu-ibu Prasejahtera, BTPN Syariah Raup Berkahnya
Ketua Sentra Sakura, Ibu Ni Luh Muliayati bercerita pada tahun 2015 ia ditawari oleh staf BTPN Syariah, untuk membentuk kelompok yang minimal berisi 10 orang. Kelompok bentukannya pun menjadi sentra, di mana anggotanya yang berhak mendapatkan pembiayaan khusus kepada perempuan prasejahtera produktif BTPN Syariah. Program pembiayaan yang diperoleh oleh anggota sentra merupakan Tepat Pembiayaan Syariah yang memang memiliki fokus pada pembangunan karakter dan kebiasaan-kebiasaan baik nasabah, yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling bantu (BDKS).
Nyatanya, keputusan Ibu Ni Luh untuk membentuk sentra sangat tepat. Karena, kondisinya saat ini telah jauh berbeda dibandingkan sebelum bergabung dengan sentra.
Ia mengungkapkan bila pembiayaan yang diperolehnya dari BTPN Syariah sebesar Rp3 juta pada tahun 2015 membuatnya bisa membuka warung sembilan bahan pokok (sembako) . Dari warung sembako tersebut, Ia bukan hanya bisa membantu sang suami yang merupakan pegawai honorer memenuhi kebutuhan sehari-hari tapi juga membeli aset.
“Dari BTPN Syariah saya bisa sekolahkan anak, dan sampai membeli motor untuk keperluan membeli barang warung dan juga lain-lain,” cerita Ibu Ni Luh.
Ibu Ni Luh menuturkan bila BTPN Syariah tak sekedar memberikan pembiayaan. BTPN Syariah juga memberikannya pelatihan dan pendampingan, hingga kini warung sembakonya sudah semakin berkembang dan lengkap.
“BTPN Syariah sangat mendampingi untuk usaha. Saya diajarkan bagaimana mengelola keuangan sehingga pemakaiannya jadi lebih teratur. Jadi tidak campur uang dapur dengan uang warung,” ucapnya.
Anggota Sentra Sekura lainnya, Ibu Ekarni, juga mengalami hal yang sama. Berawal dari jualan pulsa, setelah memiliki mendapatkan pembiayaan dari BTPN Syariah, perlahan Ia pun memperluas usahanya dengan membuka ayam geprek. Tak berhenti sampai disitu, Ia kembali melebarkan sayap dengan membuka warung makan seafood.
Hingga, dari usaha ayam geprek dan juga seafood tersbeut Ia sampai bisa membeli aset berupa satu buah mobil yang dipergunakannya untuk menunjang usaha yang dijalankan.
“Dulu saya jualan pulsa aja pinggir jalan. Ada modal saya kembangkan ayam geprek. Kemudian ada modal lagi saya ke sea food. Malah saya sudah bisa beli mobil,” ungkapnya.
Sementara itu, Ibu Nurhaeni, yang juga merupakan salah satu anggota Sentra Sakura mengutarakan bahwa ia berhasil keluar dari kebiasaan gali lubang tutup lubang untuk memenuhi kebutuhan biaya sekolah dan kuliah anak-anaknya.
Ia sebelumnya kerap kali mencari dari sana-sini salah satunya pinjaman dari koperasi simpan pinjam. Tak jarang, Ia pun sampai kebingungan harus meminjam uang kemana lagi, karena setiap bulannya ia telah berhutang sementara usaha yang digelutinya membuka kantin di SDN 92 Kendari juga belum memberikan penghasilan yang mumpuni.
Hingga akhirnya, pada tahun 2015, Ia mendapatkan tawaran dari ketua Sentra Sakura, Ibu Ni Luh Muliayati untuk bergabung ke sentra tersebut. Saat itu, Ibu Nurhaeni mengantongi pembiayaan senilai Rp3 juta. Dana tersebut langsung digunakannya untuk mengembangkan usaha kantin.
“BTPN Syariah ini membut saya terlepas dari hutang karena saya suku pusing cari uang bensin untuk anak kuliah. Sekarang dengan kantin kita sudah tidak kekurangan lagi. Bantuan dari BTPN Syariah itu memang saya gunakan untuk renovasi kantin sekolah, yang awalnya saya jual nasi kuning. Sekarang saya jual macam-macam makanan,” ucap Ibu Nurhaeni.
Asal tahu saja, Sentra Sakura merupakan salah satu kelompok dari 256 ribu komunitas di seluruh Indonesia yang memperoleh pembiayaan prasejahtera produktif BTPN Syariah melalui program Tepat Pembiayaan Syariah.
Corporate & Marketing Communication Head, Ainul Yaqin mengungkapkan bahwa sebagai bank umum syariah yang fokus mengumpulkan dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga inklusi sejak tahun 2014, BTPN Syariah terus berikhtiar menjadi organisasi yang terus tumbuh bersama menginspirasi untuk seluruh stakeholder, nasabah, keluarganya dan komunitas untuk mewujudkan niat baik lebih cepat.
“Kami membuka akses kepada masyarakat inklusi yang ada di pelosok negeri, salah satunya di Kendari, Sulawesi Tenggara sejak tahun 2014,” ujar pria yang akrab disapa Ain ini, kala melakukan kunjungan ke nasabah yang berada di wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (25/5/2023).
Dalam kesempatan ini Ia menuturkan bila hingga kuartal I 2023, pembiayaan yang telah disalurkan BTPN Syariah mencapai sebesar Rp78,7 miliar kepada kurang lebih 27 ribu perempuan keluarga prasejahtera produktif di Sulawesi Tenggara yang dilayani dan tumbuh bersama perseroan.
“Kita tetap tumbuh baik, secara nasional pertumbuhannya itu masih sesuai ekspektasi kita. Di Kendari sangat signifikan, penyaluran naik 11% per tahun. Numbers of customers juga terus bertambah. Kuartal 1 2023 bertambah 27 ribu, April sudah 28 ribu dari tahun lalu Desember itu di 25 ribu,” ungkap Ain.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement