Mau Proporsional Terbuka atau Tertutup, Pemilu Legislatif Dinilai Selalu Punya Celah untuk Suap
Pegiat media sosial sekaligus loyalis Presiden Jokowi, Denny Siregar mengatakan bahwa pemilu dengan sistem proporsional terbuka atau proporsional tertutup masih memberi celah pada suap.
“Selama ini, selama atau sesudah reformasi sistem pemilihan legislatif kita memakai sistem proporsional terbuka,” kata Denny melansir Cokro TV, Rabu (31/05/23).
“Yang dimaksud terbuka adalah di dalam kertas suara untuk kita coblos yang untuk pemilihan anggota legislatif di sana kita bisa memilih caleg berdasarkan nama dia dan juga bisa memilih partainya,” tambahnya.
Namun, sistem terbuka seperti ini memunculkan banyak kelebihan dan juga kekurangannya.
Kelebihannya kata Denny, masyarakat jadi bisa mengenal caleg siapa yang harus dicoblos dan partai apa yang akan pilih.
Kekurangannya adalah sistem terbuka seperti ini membuat masyarakat jadi diajarkan untuk menerima suap. Dimana caleg-caleg yang mau dipilih akan menyebarkan banyak uang supaya orang mau memilih mereka.
“Jadi dalam sistem terbuka ini mendukung konsep suap jadi merajalela bahkan sampai masuk ke level masyarakat bawah yang gak penting siapa calegnya yang penting siapa yang kasih duit banyak ke mereka,” jelasnya
Dalam sistem proporsional terbuka ini caleg yang populer juga punya kans besar untuk menang meski mereka tidak punya kemampuan.
Makanya kata Denny, banyak partai sekarang berebut artis-artis supaya mau nyaleg di partai mereka. Supaya bisa mendulang suara.
“Bahkan sekelas Aldi Taher pun itu bisa jadi caleg meski kita semua ragu sama dia karena Aldi Taher sama sekali nggak punya pengetahuan ketika dia nanti duduk di kursi DPR,” ungkapnya.
Baca Juga: Padahal Dihentikan Megawati, Ekspor Pasir Laut Malah Dibuka Jokowi: Demi Bayar Utang Indonesia?
Sedangkan dalam sistem proporsional tertutup, kertas suara sudah tidak bergambar foto caleg tetapi langsung logo partainya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait:
Advertisement