Dorong Akselerasi Digital bagi Perekonomian RI, Warta Ekonomi Helat Indonesia Millennial’s Brand Choice Awards 2023
Angela mengutip sebuah riset bahwa selama masa pandemi COVID-19, generasi milenial adalah kelompok tertinggi melakukan transaksi selama masa tersebut.
“Konsumsi generasi milenial sangatlah penting, bahkan sebetulnya bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
“Kita perlu mendukung para pelaku bisnis dalam negeri untuk bisa memaksimalkan potensi ini,” ajak Angela. Cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan platform e-commerce untuk menjadi point of sales baru, serta melakukan pendampingan untuk menciptakan promosi atau tawaran produk yang dapat menarik pembeli.
Hal tersebut selaras dengan program pemerintah Gerakan Bangga Indonesia (GBI) yang telah onboard bersama 21 juta pelaku UKM masuk ke platform digital. Bahkan program ini berkembang menjadi program Bangga Berwisata di Indonesia Aja.
Angela menjelaskan, pemerintah juga perlu mendorong pelaku bisnis digital agar lebih kompetitif. Tantangan ke depan, bagaimana pelaku bisnis dapat menemukan keseimbangan dan memaksimalkan penggunaan offline dan online agar tetap menjadi komplementer.
“Bagaimana pebisnis ini menemukan balance atau keseimbangan, dan memaksimalkan penggunaan offline dan online sebagai komplementer. Sejak pandemi membaik, konsumen mulai belanja offline,” ujar Angela.
Menurut pemaparannya, capaian transaksi e-commerce tahun 2022 sebesar Rp476 triliun, sedikit lebih rendah dari target Bank Indonesia yakni Rp489 triliun.
Tantangan berikutnya adalah besarnya usia pencari kerja. Pemerintah perlu meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan. Angela menambahkan, dengan adanya tren digitalisasi ini, pemerintah dan masyarakat perlu menjaga tren konsumsi produk dalam negeri.
Karenanya, pemerintah terus mendorong penciptaan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kualitas daya saing produk, layanan, dan merek dalam negeri agar terus menjadi pilihan konsumen, melalui peningkatan investasi, mindset entrepreneurship, dan penguatan ekosistem UMKM lokal.
“Karena bagaimana pun juga, UMKM berkontribusi terhadap 96% lapangan kerja dan 60,5% PDB nasional. Oleh karenanya Kemenparekraf terus fokus dalam tiga hal ini dan kita menyesuaikan program mengacu pada tiga hal ini,” tutup Angela.
General Manager R&D Warta Ekonomi, Amri Yuharoza, mengumpulkan data terkait perilaku konsumsi milenial. Dalam paparannya, generasi milenial memiliki kondisi finansial yang tidak terlalu stabil namun memiliki selera tinggi dan mahal, menghargai rasa kenyamanan dan kepemilikan terhadap sebuah barang konsumsi yang diinginkan, keinginan berbelanja tinggi dan berharap keinginan berbelanjanya mudah terpenuhi, dan kegiatan berbelanja milenial lebih personal.
“Generasi milenial secara umum mengarah pola konsumsi yang personal dengan memberikan pengalaman-pengalaman tersier. Berbeda dengan generasi Z yang pola konsumsinya mengarah pada hal unik, tidak terbatas dan beretika baik dari segi produk atau jasa,” ujar Amri.
Di Indonesia, generasi milenial lebih tertarik pada konsumsi berbau digital dan teknologi, seperti gadget dan internet.
“Mereka juga memilih makanan yang cenderung sehat dan organik serta memiliki minat yang tinggi pada fashion dan gaya hidup sehat,” tambah Amri.
Di samping itu, generasi milenial Indonesia juga cerdas dan mempertimbangkan sisi sosial dan lingkungan terhadap produk yang dibeli.
Meskipun begitu, prioritas generasi milenial justru berbeda. Terdapat top 4 yang ada dalam prioritas mereka, salah satunya yakni justru berada di 85% untuk menabung atau masa depan. Disusul dengan 79% keinginan untuk mencapai pendapatan yang tinggi, 78% membahagiakan orang tua, dan 75% meningkatkan atau menambah keahlian atau skill baru.
“Prioritas generasi milenial berfokus pada sektor keuangan yang dapat berpengaruh pada pola konsumsi mereka. Hal tersebut yang perlu dijadikan perhatian para pengusaha untuk melihat pola konsumsi pasar milenial yang masif,” imbuh Amri.
Tidak hanya sektor keuangan, pola konsumsi generasi milenial yang berlandaskan dari digitalisasi dan lingkungan, sekitar 67% milenial lebih memilih menghabiskan ekstra untuk barang maupun jasa yang berorientasi pada lingkungan.
Ada tiga aspek yang mempengaruhi pemilihan pola konsumsi, yakni konsumsi yang dimaknai ulang dari kepemilikan menjadi akses, konsumsi sebagai ekspresi identitas individu, dan konsumsi yang berlabuh pada etika.
Karena itu, Warta Ekonomi mempersembahkan penghargaan bagi merek-merek terbaik. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan survei mulai dari indikator inovasi, reputasi, periklanan, dan transformasi digital.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement