Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aturan Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital

Aturan Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital Kredit Foto: Unsplash/Christin Hume
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Kebebasan dalam Berekspresi di Dunia Digital" pada Selasa (6/6/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Santi Indra Astuti; Dewan Pengarah Siberkreasi, Fajar Eri Dianto; dan Dosen dan Writerpreneur, Dian Ikha Pramayanti.

Baca Juga: Kemenkominfo Paparkan Bahaya Pornografi Bagi Anak, Beri Literasi Digital ke Siswa di Selayar

Survei We Are Social dan HootSuite pada awal 2023 yang mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah pesat dan kini mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total penduduk. Pertumbuhan pengguna ikut berpengaruh dari bagaimana masyarakat melakukan transaksi keuangan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 juga menyebutkan bahwa dari tiga sub indeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, sub indeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.

"Terdapat tantangan juga dalam budaya bermedia digital seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, menghilangnya budaya Indonesia karena media digital justru sebagai panggung bagi budaya asing hingga kebebasan berekspresi yang kebablasan," ungkap Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Santi Indra Astuti, narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Selasa (6/6/2023), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Bahkan, menurut Santi, warganet Indonesia sempat mendapat predikat paling tidak sopan se-Asia Tenggara dari Microsoft. Di mana, faktor yang turut memengaruhi buruknya penilaian tersebut dilihat dari penyebaran hoaks, scam atau penipuan, ujaran kebencian dan diskriminasi. 

Salah satu yang memengaruhi karena ruang digital memungkinkan segala informasi didapat dengan mudah sehingga kebebasan berekspresi jadi kebablasan. Pengguna media digital boleh  memproduksi konten, berbagi konten, berkolaborasi, beropini, sebagai bentuk partisipasi positif di ruang digital.

Namun, ia mengingatkan bahwa penggunaan bahasa saat memproduksi konten haruslah diperhatikan sebab bahasa merupakan medium komunikasi untuk berekspresi sehingga harus tetap dikendalikan dengan mengatur dan menyesuaikan perilaku.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: