Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menilik Prospek Subsektor Semen di Tahun 2023: Bagaimana Potensinya?

Menilik Prospek Subsektor Semen di Tahun 2023: Bagaimana Potensinya? Kredit Foto: PT Mirae Asset Sekuritas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tahun 2023 tampaknya masih menjadi tahun yang menjanjikan bagi industri semen. Meskipun ada beberapa tantangan, seperti adanya oversupply stok semen, munculnya banyak pemain baru di industri semen, dan ketatnya kompetisi antarperusahaan, secara year-on-year, perusahaan semen tetap bisa mencatatkan kinerja yang tidak mengecewakan.

Research Analyst PT Mirae Asset Sekuritas, Emma Almira Fauni, menyatakan bahwa ada dua emiten semen yang mempunyai prospek bagus, yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Ia menambahkan, performa kedua perusahaan tersebut bisa dikatakan lebih baik daripada performa industri semen secara keseluruhan.

Baca Juga: Mirae Asset: Tren Suku Bunga Tinggi, Prospek Investasi Obligasi Kian Menjanjikan

“Semen Indonesia sebagai produsen semen terbesar mempunyai production capacity dan market share terbesar di Indonesia sehingga mampu men-secure kebutuhan batu baranya di harga DMO (Domestic Market Obligation) dalam jumlah besar. Sementara itu, jika ingin memonetisasi penurunan harga batu bara, Indocement bisa dijadikan pilihan karena mereka juga sudah meng-cover pasokan batu bara dengan skema DMO,” jelas Emma dalam acara Media Day June 2023 by Mirae Asset Sekuritas, Jakarta, Kamis, 8 Juni 2023.

Emma melanjutkan, secara garis besar, ada empat faktor lainnya yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih subsektor saham. Faktor pertama adalah dimulainya normalisasi harga energi. Hal itu tercermin dari mulai melandainya harga-harga di segmen energi.

Kemudian, faktor yang kedua adalah semakin kondusifnya kompetisi dalam industri semen mengingat adanya konsolidasi antarperusahaan. Emma mengatakan, konsolidasi itu dimulai oleh pengakuisisian PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) dan Semen Baturaja Tbk (SMBR) oleh Semen Indonesia untuk meminimalisasi “kanibalisme”. Adapula penandatanganan perjanjian sewa dan penggunaan aset Semen Bosowa oleh Indocement.

“Faktor yang ketiga adalah utilisasi pabrik yang sudah sangat rendah sehingga potensi membaiknya terbilang cukup tinggi, sedangkan faktor yang keempat adalah pemangkasan suku bunga acuan dapat mendorong permintaan properti oleh publik,” pungkasnya.

Selain keempat faktor yang sudah disebutkan, meskipun tidak membawa dampak yang terlalu signifikan, proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dikabarkan menyumbang permintaan terhadap semen sebanyak 800 ribu sampai satu juta ton. Emma menegaskan, dampak pembangunan itu akan terlihat lebih jelas setelah pemilu nanti.

Baca Juga: MPXL Pasok 100.000 Ton Semen di Proyek Smelter Amman

“Nasib industri semen di Indonesia dapat tergambar dengan lebih jelas setelah pemilu nanti karena kebijakan pembangunan dan keberlanjutan pembangunan IKN tentunya bergantung pada pemangku kepentingan,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: