Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Besar di Australia Tolak Pembayaran 'Tertentu' ke Bursa Kripto

Bank Besar di Australia Tolak Pembayaran 'Tertentu' ke Bursa Kripto Kredit Foto: Indodax
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank terbesar di Australia, Commonwealth Bank (CBA), mengatakan pihaknya akan menolak atau menahan sementara pembayaran tertentu ke bursa mata uang kripto, dengan alasan risiko penipuan. 

Dilansir laman Cointelegraph pada Jumat (9/6/2023), langkah tersebut dilakukan di tengah dua bursa global utama yang menghadapi gugatan dari regulator sekuritas Amerika Serikat dan hanya beberapa minggu setelah bank besar Australia lainnya, Westpac, melarang pelanggan bertransaksi dengan bursa kripto Binance.

Pada 8 Juni, CBA mengatakan akan menolak atau menunda 24 jam pada "pembayaran tertentu ke bursa mata uang kripto" sebagai bagian dari "langkah-langkah baru untuk melindungi pelanggan dari risiko penipuan terkait dengan melakukan pembayaran tertentu ke bursa mata uang kripto.”

Baca Juga: Iklan Kripto di Inggris Hadapi Aturan Lebih Ketat, FCA Larang Bonus Referral

Seorang juru bicara CBA mengatakan kepada Cointelegraph bahwa untuk saat ini, pihaknya tidak memberikan informasi lebih lanjut kepada publik atau pelanggan tentang jenis pembayaran apa yang akan diblokir atau ditahan, dengan alasan risiko penipu menghindari perubahan aturan. 

Dalam pernyataannya, bank menambahkan bahwa batas per bulan untuk pelanggan yang mengirim dana ke bursa kripto untuk membeli mata uang kripto sebesar AUD$10.000 (US$6.650 setara dengan Rp98 juta) akan diperkenalkan "dalam beberapa bulan mendatang."

“Mulai hari ini, CBA akan menolak atau menahan pembayaran tertentu selama 24 jam ke bursa kripto. Dalam beberapa bulan mendatang, Bank juga akan memperkenalkan batas AUD$10.000 (Rp98 juta) dalam satu bulan kalender yang Bank dapat mengidentifikasi pembayaran pelanggan untuk ditukar dengan pembelian mata uang kripto,” ujarnya.

General manager layanan manajemen fraud CBA, James Roberts mengklaim bahwa "penipu secara global mengkapitalisasi" minat pada kripto, berpura-pura menjadi "peluang investasi sah atau mengalihkan dana ke bursa mata uang kripto."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: