Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Denny Indrayana: 'Status Saya Masih Tersangka, Sudah Lebih 8 Tahun Disandera'

Denny Indrayana: 'Status Saya Masih Tersangka, Sudah Lebih 8 Tahun Disandera' Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Usai kalah di Pilgub Kalsel, Eks Wamenkumham di era SBY, Denny Indrayana terang-terangan mengaku akan maju menjadi caleg DPR RI di Dapil 2 Kalimantan Selatan.

"Saya Denny Indrayana, anggota Partai Demokrat, menjadi caleg DPR RI di Dapil II Kalimantan Selatan, dan sekaligus memperjuangkan Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia," kata Denny dalam keterangan persnya.

Ia mengaku maju menjadi caleg DPR tidak ingin mencari tambahan pendapatan sampingan. Bahkan ia mengklaim sering mendapatkan klien korporasi besar yang nilai kontraknya miliaran rupiah.

"Lebih baik, saya tetap menjadi advokat internasional punya izin praktik di Australia selain Indonesia, berkantor di Melbourne, selain Jakarta. Insya allah penghasilan saya selaku profesional international lawyer, jauh lebih memadai ketimbang gaji di DPR. Terutama, karena saya hanya akan menerima gaji saja, tanpa cawe-cawe mencari tambahan sampingan," kata Denny dalam keterangan persnya.

Denny Indrayana sebenarnya sungkan terjun ke politik praktis karena intrik dan saling sikut yang keras.

"Kalau hanya sekedar memikirkan kepentingan diri dan kantor sendiri, saya tidak akan berpolitik praktis. Lebih baik saya menikmati kerja lawyering bolak-balik Jakarta-Melbourne, dan INTEGRITY lebih banyak punya kesempatan mendapatkan klien korporasi, yang kebanyakan tidak mau berhubungan dengan kantor hukum yang bersikap kritis kepada negara.

"Ibu saya pun sebenarnya berat melepaskan saya kembali ke tengah hiruk-pikuk politik, di tengah status hukum saya yang masih tersangka, sudah lebih 8 tahun disandera," tegasnya.

Ia mengaku sempat mendapat tawaran masuk partai politik, seperti ketika ditawari Gerindra dan PPP, dua partai selain Demokrat yang mengusungnya di Pilgub Kalsel. Tapi tawaran itu ia tolak, dan memilih setia ke SBY.

"Saya sudah “berpolitik” ketika masuk Istana. Saya sudah berpolitik ketika maju pemilihan gubernur Kalsel. Sekarang hanyalah penegasan lagi sikap politik saya untuk masuk Partai Demokrat. Tidak masuk partai pun, saya sudah lama dicap stempel Demokrat. Sudah lama dianggap, “Orangnya SBY”.

Bagaimanapun Presiden Keenam SBY adalah orang yang lebih banyak berjasa dalam perjalanan karir politik saya," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: