Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Opung Luhut Minta Presiden Baru Nggak Usah Bicara Perubahan, Utang Proyek Kereta Cepat Kebanggaan Jokowi Diungkit: 'Apa Tidak Perlu Diubah?'

Opung Luhut Minta Presiden Baru Nggak Usah Bicara Perubahan, Utang Proyek Kereta Cepat Kebanggaan Jokowi Diungkit: 'Apa Tidak Perlu Diubah?' Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wartawan Senior dari Forum News Network (FNN), Hersubeno Arief (Hersu) menyoroti soal Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan yang tegas menyebut presiden baru nanti tak perlu bawa narasi perubahan.

Menurut Hersu, narasi perubahan adalah hal yang tak mungkin dihalangi. Kontestasi Pemilu menurutnya jadi momen untuk mereview apa yang perlu diubah mengenai jalannya pemerintahan 5 tahun belakang sehingga bisa ambil tindakan yang tepat termasuk perubahan.

“Apakah cara kita membangun kereta cepat yang pakai dana China terus membengkak (utang) tak perlu diubah, terus yang pakai APBN tak perlu dikoreksi? Ini berbahaya dong kalau tak boleh dilakukan perubahan,” ujar Hersu di kanal Youtube Hersubeno Point, dikutip Kamis (15/6/23).

Tak berhenti sampai di situ, Hersu juga ada ketidakkonsistenan dari narasi yang disampaikan Luhut.

Baca Juga: Untung Belum Tentu, Generasi Mendatang Harus Tanggung Warisan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kebanggaan Jokowi!

Ia menyinggung soal klaim Luhut soal Indonesia berada di jalur yang tepat, padahal, Luhut sebelumnya blak-blakan menyebut bangsa Indonesia belum siap membangun IKN karenanya mempekerjakan tenaga asing dalam proyek kebanggaan Jokowi tersebut.

“Dia menyatakan bahwa tadi jangan belok-belok, tapi kenapa dia pakai tenaga bule untuk mengawasi IKN,” ujar.

“Pernyataan Luhut ini dapat kecaman dari berbagai kalangan, dianggap menghina bangsa Indonesia, masa mengawasi pembangunan IKN saja pakai tenaga bule padahal sebelumnya Luhut mengatakan bahwa anak Indonesia bisa melakukan apa saja, jadi siapa yang aneh-aneh ini?” tambahnya.

Hersu juga menduga apa yang dimaksudkan oleh luhut soal tak perlu bicara perubahan mengarah pada satu sosok. Sosok tersebut adalah Anies Baswedan. Hersu menilai tak mungkin Luhut menyinggung Bacapres lainnya yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang menurutnya sudah jadi pemuja Jokowi.

Terlebih, lanjut Hersu, Anies sudah dikenal sebagai antitesa Jokowi dengan narasi perubahan yang kerap digaungkan.

“Soal aneh-aneh, belok-belok, perubahan, jelas ini yang dimaksud adalah Anies Baswedan,” ungkapnya.

“Bukan Prabowo apalagi Ganjar, karena Anies yang selama ini disebut antitesa Jokowi,” jelasnya.

Baca Juga: Geger! Omongan Amien Rais Sungguh Mengejutkan: Masa Depan Presiden Jokowi Sungguh Suram!

Sebelumnya, Luhut di acara Jakarta Geopolitical Forum 2023 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (14/6/2023) menyebut bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk jadi negara High Income.

“Sekarang kita sudah ketemu pattern (pola) untuk jadi negara high income country, itu saya kira bisa kita lakukan,” katanya.

“Jadi saya berharap siapa pun presiden ke depan harus melalukan ini, tidak usah bicara perubahanlah, bagaimana menyempurnakan, mempercepat proses ini, supaya generasi kalian juga bisa nanti melihat,” kata Luhut.

Sebelumnya juga Luhut mengungkapkan mempekerjakan pekerja asing di proyek IKN karena dianggap bangsa Indonesia belum mampu. Ia juga menegaskan itu tak perlu dipermasalahkan karena demi bangsa dan negara.

"Bangsa kita enggak bisa, ya memang enggak bisa. Kualitasnya masih kadang miring-miring. Kalau Anda lihat bangunan kita, masih banyak kualitasnya kurang bagus, tidak rapi. Kuat, tapi masih belok-belok," ucap Luhut, dikutip dari laman kompas.com, Selasa (13/6/23).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: