Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dimulai Sejak 2018, Progres Pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek Baru 22,5%

Dimulai Sejak 2018, Progres Pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek Baru 22,5% Kredit Foto: Kementerian PUPR
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek saat ini masih dalam proses konstruksi. Mulai dibangun sesuai kontrak sejak 27 Desember 2018 melalui dua paket pekerjaan dengan nilai sekitar Rp1,6 triliun, progres konstruksi Bendungan Bagong kini mencapai 22,59%.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Air Baku, Bendungan Karian di Lebak Banten Siap Beroperasi September 2023

"Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata Basuki Hadimuljono dalam keterangannya, Kamis (15/6/2023).

Bendungan Bagong terletak di Desa Sumurup dan Sengon yang berjarak sekitar 10 km dari pusat kota Kabupaten Trenggalek. Dengan kapasitas tampung 17,40 juta m3, bendungan ini untuk pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) di Trenggalek seluas 857 hektare (ha). 

Sumber air bendungan berasal dari Sungai Bagong dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 39,95 km2. Pembangunan Bendungan Bagong sesuai kontrak telah dimulai sejak 27 Desember 2018 melalui 2 paket pekerjaan dengan nilai sekitar Rp1,6 triliun dengan progres konstruksi saat ini sebesar 22,59%.

Bendungan Bagong dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, dengan tujuan utama untuk pengairan irigasi di Kabupaten Trenggalek di mana komoditas unggulannya seperti padi dan palawija yang membutuhkan sumber air irigasi. 

Bendungan Bagong juga diproyeksi dapat mendukung kebutuhan air baku di Kecamatan Pogalan, Trenggalek, dan Bendungan sebesar 153 liter/detik. Dengan luas genangan 73,45 hektare, Bendungan Bagong juga berfungsi untuk mengurangi debit banjir Sungai Bagong sebesar 78,44% sekaligus konservasi DAS Bagong serta potensi pariwisata. 

Pembangunan Bendungan Bagong Paket I dikerjakan oleh kontraktor PT Abipraya-PT SACNA (KSO) meliputi persiapan, pembangunan akses menuju bendungan, dan bendungan utama. 

Selanjutnya, Paket II dilaksanakan kontraktor PT PP - PT Jatiwangi (KSO) meliputi persiapan, akses jalan OP, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, bangunan pengambil, hidromekanikal, dan bangunan fasilitas. Bendungan Bagong didesain dengan tipe Urugan zonal dengan Inti Tegak dengan tinggi puncak 82 meter dan panjang 620 meter. 

Baca Juga: Bendungan Novo Kakhovka Runtuh, Segini Kerugian Ukraina Menurut Bank Dunia

Dengan selesainya Bendungan Bagong nantinya akan menambah daftar jumlah tampungan air di Jawa Timur. Sebelumnya, telah diselesaikan Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Nipah di Kabupaten Sampang, Bendungan Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi, dan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk. 

Pembangunan bendungan tersebut bertujuan untuk memenuhi misi ketahanan pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional Pemerintah yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR.

Delapan bendungan di Jawa Timur ini merupakan bendungan multiguna yang berfungsi sebagai pengendali banjir, sumber air baku, sumber air daerah irigasi, sumber pembangkit listrik, dan juga pariwisata.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: