Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Biaya Transisi Energi Hijau Mahal, Pengamat Pesimis Indonesia Bisa Bebas Karbon pada 2060

Biaya Transisi Energi Hijau Mahal, Pengamat Pesimis Indonesia Bisa Bebas Karbon pada 2060 Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

Sementara itu, Fahmy mengatakan bahwa untuk di dalam negeri, pemerintah telah berupaya untuk melakukan transisi energi dengan memetakan sektor mana yang paling banyak menyumbang emisi karbon.

“Di Indonesia sendiri itu juga sudah mencanangkan transisi energi dilihat dari penyumbang terbesar dari karbonnya. Yang pertama, adalah pembangkit listrik yang menggunakan batu bara, itu baurannya besar sekali padahal PLN masih menggunakan sekitar 60% batu bara. Yang kedua adalah knalpot mobil atau kendaraan yang menggunakan energi fosil. Yang ketiga adalah asap pabrik,” ujar Fahmy.

Namun, untuk melakukan transisi energi terbarukan tersebut membutuhkan biaya yang mahal. Dengan demikian, ia pesimis Indonesia bisa bebas emisi karbon pada tahun 2060.

“Misalnya, di PLN dicanangkan untuk tidak lagi membangun pembangkit yang menggunakan batu bara, disetop. Yang kedua akan mempensiunkan dini pembangkit yang menggunakan batu bara. Yang ketiga adalah menggunakan energi yang terbarukan. Karena ini tidak mudah karena butuh biaya yang sangat besar. Tidak bisa dibiayai oleh PLN, enggak bisa dibiayai oleh APBN,” tuturnya.

“Maka saya pesimis target 2060 itu bisa sampai zero emission, saya enggak yakin dengan kondisi macam ini,” sambungnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: