Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Indometer: Elektabilitas Prabowo Tinggalkan Ganjar-Anies, Puan-AHY Naik

Survei Indometer: Elektabilitas Prabowo Tinggalkan Ganjar-Anies, Puan-AHY Naik Kredit Foto: Indometer.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kenaikan elektabilitas Prabowo Subianto tak terbendung lagi, meninggalkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Temuan survei yang dilakukan INDOMETER menunjukkan elektabilitas Prabowo mencapai 26,7 persen, sedangkan Ganjar 23,3 persen dan Anies 15,6 persen.

Sebelumnya Prabowo tipis mengungguli Ganjar pada survei April 2023, hingga terus bergerak naik. Sementara itu Ganjar yang mengalami penurunan pasca-heboh Piala Dunia U20 hanya naik tipis, masih cukup jauh di bawah pencapaian pada survei Februari 2023.

Anies yang selalu berada pada juru kunci tiga besar juga terus turun elektabilitasnya, berbanding terbalik dengan Prabowo yang terus mengalami kenaikan. Posisi lima besar ditempati oleh Agus Harimurti Yudhoyono (5,0 persen) dan Puan Maharani (4,2 persen) yang juga terus naik.

Baca Juga: Elektabilitas Gerindra Bayangi PDIP, Nasdem Terus Melorot

“Elektabilitas Prabowo meninggalkan Ganjar dan Anies pada posisi tiga besar, disusul AHY dan Puan yang mengalami kenaikan,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei INDOMETER Leonard SB dalam keterangan tertulis kepada pers di Jakarta, pada Selasa (20/6).

Menurut Leonard, melejitnya Prabowo berbarengan dengan anjloknya dukungan publik terhadap Ganjar mengubah peta politik menuju Pilpres 2024. PDIP yang semula berada di atas angin kini harus memperhitungkan faktor Prabowo sebagai ancaman serius.

“Hal itu tampaknya yang mendorong PDIP gencar menggalang koalisi dengan partai-partai, di antaranya PPP yang bergabung mengusung Ganjar,” jelas Leonard. Sebelumnya PDIP bersikap adem ayem, mengingat PDIP di atas kertas tidak memerlukan koalisi untuk syarat pencapresan.

Koalisi menjadi penting, di mana faktor cawapres pendamping Ganjar diharapkan dapat mendongkrak elektabilitas. PDIP mengumumkan sudah ada 10 nama yang dipertimbangkan bisa mengisi posisi cawapres koalisi pengusung Ganjar.

PDIP bahkan melangkah lebih jauh lagi, dengan mendekati Demokrat yang notabene menjadi kekuatan oposisi dan “musuh bebuyutan” sejak era Pilpres langsung. Padahal Demokrat sudah bergabung dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies seabgai capres.

“Upaya Demokrat membangun komunikasi dengan PDIP bisa jadi dilatari oleh menipisnya peluang Anies maju ke arena pencapresan, dan berlarut-larutnya keputusan koalisi menentukan siapa cawapres Anies, dalam hal ini Demokrat mengusulkan AHY,” tandas Leonard.

Tidak hanya merosotnya elektabilitas Anies, tetapi menteri-menteri Nasdem sebagai partai yang paling awal mendeklarasikan pencapresan Anies tengah menjadi sasaran tembak. Setelah Johnny G Plate berstatus tersangka, kini Syahrul Yasin Limpo berpotensi mengalami nasib serupa.

“Manuver Demokrat mendekati PDIP didukung pula oleh faktor naiknya elektabilitas AHY, yang bisa menjadi posisi tawar baik terhadap Koalisi Perubahan maupun koalisi pengusung Ganjar,” Leonard melanjutkan.

Pertemuan Puan dengan AHY baru-baru ini juga menjadi simbol tampilnya generasi baru politisi nasional. “Puan yang sebelumnya berada di bawah bayang-bayang Megawati kini mulai tampil dan bisa menjadi faktor signifikan dalam beberapa waktu ke depan,” tegas Leonard.

Sejumlah nama lain masih bertarung sengit untuk memperebutkan peluang mendapatkan tiket cawapres, di antaranya Ridwan Kamil (4,0 persen), Sandiaga Uno (3,8 persen), Erick Thohir (2,7 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (2,1 persen).

“Sejauh ini baru Sandi yang paling agresif, khususnya setelah bergabung menjadi kader PPP dan diusulkan sebagai cawapres Ganjar,” terang Leonard. PAN yang menggulirkan nama Erick masih belum memutuskan apakah bakal mendukung Ganjar atau Prabowo.

“Jauh sebelum Sandi, langkah serupa diambil RK dengan masuk kepengurusan Golkar, tetapi RK harus mengalah kepada ketua umum,” ujar Leonard. Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto (1,5 persen) tengah berupaya menawarkan diri sebagai cawapres Prabowo.

Nama-nama lainnya adalah Mahfud MD (1,3 persen), Gibran Rakabuming Raka (1,0 persen), Andika Perkasa (0,8 persen), Yenny Wahid (0,6 persen), dan Muhaimin Iskandar (0,4 persen). Lainnya sangat kecil elektabilitasnya, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab 6,7 persen.

Survei Indometer dilakukan pada 5-10 Juni 2023 terhadap 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia, yang dipilih secara acak bertingkat survei (multistage random sampling). Margin of error survei sebesar ±2,98 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Advertisement

Bagikan Artikel: