Giat Transformasi Digital: Digitalisasi BPD Jadi Kunci Menangkan Persaingan Era Digital
Era tekonologi saat ini menempatkan segala aspek kehidupan pada dua pilihan, melakukan digitalisasi atau mati. Digitalisasi merupakan tahap atau bagian dari proses menuju tranformasi digital.
Secara sederhana, digitalisasi dapat dimaknai sebagai proses mengembangkan data digital menjadi sebuah produk atau layanan untuk menghasilkan bisnis yang lebih baik. Dengan digitalisasi, transformasi digital akan terwujud yang berdampak pada meningkatnya efisiensi, manajemen risiko, dan temuan peluang bisnis baru.
Baca Juga: UMKM Go Digital Wajib Kembangkan Kapasitas Menuju Go Global
Giat transformasi digital melalui digitalisasi juga didorong di industri perbankan, tak terkecuali bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD).
Mengenal Bank Pembangunan Daerah di Indonesia
Seperti namanya, Bank Pembangunan Daerah (BPD) merupakan bank yang didirikan dengan tujuan untuk membantu pelaksanaan pembangunan daerah sehingga akses dan layanan perbankan dapat lebih merata ke daerah-daerah di Indonesia. Regulasi pembentukan BPD termaktub dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962.
Hingga saat ini, Indonesia memiliki sebanyak 27 BPD yang tersebar di daerah-daerah seluruh Tanah Air. BPD yang berdada di setiap wilayah provinsi Indonesia tersebut memiliki peran strategis dalam menopang perekonomian sekaligus menjadi motor dalam percepatan pembangunan daerah.
Digitalisasi BPD
Dengan peran yang amat strategis tersebut, BPD didorong untuk terus adaptif terhadap teknologi termutakhir melalui langkah digitalisasi dan transformasi digital.
Awal tahun ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Yuddy Renaldy, menekankan pentingnya digitalisasi bagi BPD dalam menghadapi tantangan masa depan. Seluruh transaksi, tegasnya, telah mengarah ke digitalisasi. Tanpa digitalisasi, bank-bank daerah hanya akan berada pada area yang berbeda dengan bank lainnya dan tak mampu berkompetisi.
"BPD tidak boleh ketinggalan (melakukan digitalisasi). Pasalnya, BPD merupakan organ-organ di daerah, di mana organ-organ keuangan layanan perbankan itu harus dilakukan secara digital. Ini merupakan tantangan baru bagi BPD yang masih atau belum mengembangkan digitalisasi menjadi sangat penting ke depannya," tegas Yuddy, dilansir dari laman resmi Asbanda, Kamis, 22 Juni 2023.
Infrastruktur Digital Modal BPD Tingkatkan Inklusi Keuangan
Pentingnya transformasi digital BPD juga ditekankan oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. Ia menyampaikan, BPD di setiap daerah perlu lebih kompetitif, kuat, dan kontributif terhadap pemulihan ekonomi di daerah melalui digitalisasi. Dengan digitalisasi, inklusi keuangan bagi masyarakat di daerah pun dapat ditingkatkan.
"Digitalisasi BPD diharapkan dapat mendorong peluang dan akses yang lebih luas kepada masyarakat dan tentunya ini bisa mendorong masyarakat untuk lebih inklusif atau mudah mencapai layanan perbankan, termasuk melalui BPD," tegas Airlangga dalam webinar Warta Ekonomi bertajuk "BPD untuk Daerah: Menagih Strategi & Inovasi BPD untuk Pemulihan Ekonomi Daerah" disimak kembali pada Kamis, 22 Juni 2023.
Airlangga menambahkan, BPD juga diharapkan terus meningkatkan kerja sama, utamanya untuk membantu penerimaan pajak daerah dan kontribusi daerah melalui digitalisasi. Pedapatan daerah, tegasnya, dapat meningkat dengan adanya infrastruktur digital.
"Transformasi juga diperlukan oleh BPD, di mana tantangan kesenjangan antara kualitas layanan BPD di Jawa dan luar Jawa tentu perlu ditingkatkan dan masing-masing perlu meningkatkan kapasitasnya dan diharapkan dengan digitalisasi infrastruktur, gap antar-BPD makin kecil," tutupnya.
Digitalisasi Kunci Menangkan Persaingan
Sepakat dengan Airlangga, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI, yakni Agus Fatoni juga mendorong BPD untuk segera melakukan transformasi digital. Pasalnya, Agus meyakini bahwa digitalisasi merupakan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan bisni saat ini.
"Saat ini di era digital menjadi salah satu kunci sukses untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, BPD mau tidak mau harus melangkah ke digitalisasi," ungkap Agus dalam kesempatan yang sama.
Hal itu terlepas dari pentingnya dukungan bank daerah terhadap pengembangan UMKM Indonesia. Dukungan perbankan daerah tersebut memerlukan pendekatan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh bank, yakni terus melakukan invoasi dalam menciptakan produk dan layanan.
"Dengan begitu, BPD dapat menjadi pemenang di daerahnya," lanjunya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait:
Advertisement