Women’s World Banking: Trust, Confidence, & Convenience Jadi Tantangan Digitalisasi Remitansi
Organisasi berfokus pada inklusi keuangan perempuan, Women’s World Banking (WWB) menyatakan terdapat tiga tantangan terkait digitalisasi remitansi masuk (inbound remittance), yakni trust (kepercayaan), confidence (rasa percaya diri), dan convenience (kenyamanan).
Tiga hal tersebut adalah respons WWB terhadap peluncuran layanan remitansi masuk yang menggandeng DANA Indonesia dengan RIA Money Transfer di Jakarta, pada Selasa (27/6/2023).
Deputi Director of Policy Southeast Asia Women's World Banking, Vitasari Anggraeni menjelaskan bahwa ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku keuangan pekerja migran Indonesia (PMI) terhadap layanan keuangan digital, khususnya layanan remitansi masuk digital.
Baca Juga: DANA Gandeng RIA Money Transfer Permudah Pekerja Migran Kirim Uang ke Indonesia
“Yang pertama, trust terhadap layanannya. Kepercayaan bahwa kalau [pekerja migran] kirim uang ke sini uangnya sampai. Digital dapat menjadi salah satu solusi, karena bisa di-track, karena mostly relatively jika berbicara dari target perempuan memenuhi kuota, perempuan lebih digital savvy kepada layanan keuangan yang formal,” jelas Vita.
“Yang kedua adalah confidence atau percaya diri, bahwa ia bisa menggunakan product ini dan dia tidak melakukan kesalahan saat melakukan transaksi sehingga mengakibatkan kerugian finansial,” tambah Vita.
Di poin kedua, Vita menjelaskan bahwa PMI sebagai pengguna layanan keuangan remitansi masuk digital, paham dengan risikonya.
“Dan ini juga nanti ada elemen perlindungan konsumen tentunya dan lain-lainnya dari sisi penyedia jasa layanan keuangan itu sendiri,” sambungnya.
“Ketiga adalah convenicence, apakah ada agennya atau kah langsung fully digital? Memang solusinya fully digital, tetapi untuk pengenalan produknya sendiri tidak langsung digital. Mungkin ada perantara,” katanya.
Vita menceritakan, kolaborasi WWB dengan DANA terkait studi perilaku keuangan PMI sedang direplikasi untuk studi kasus pekerja migran dari Kamboja ke Thailand. Dari studinya, layanan keuangan informal yang melibatkan agen-agen masih penting.
“Orang ini memberikan informasi yang [pekerja migran] percaya. Sehingga ia akan menggunakan layanan tersebut untuk mengirim uang ke keluarganya,” cerita Vita.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement