Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenparekraf Fasilitasi Akses Pembiayaan 50 Pelaku Subsektor Kuliner Indonesia di Luar Negeri

Kemenparekraf Fasilitasi Akses Pembiayaan 50 Pelaku Subsektor Kuliner Indonesia di Luar Negeri Kredit Foto: Kemenparekraf

"Nama Indonesia telah melambung tinggi dan menjadi salah satu negara dalam G20, bahkan ke depannya diprediksi ekonomi Indonesia akan masuk dalam 10 besar negara dunia, dan berharap melalui program Indonesia Spice Up The World (ISUTW) dapat mempercepat kuliner Indonesia yang mendunia," lanjut Robert Manan.

Di sisi lain, President Director PT. Aji Caraka Optima, Prof. Adji Hoesodo, menyampaikan bahwa pemerintah melalui Kemenparekraf/Baparekraf perlu mengatasi tantangan yang ada dengan mendorong semua pemangku kepentingan untuk mendukung para pelaku bisnis kuliner di luar negeri. Dengan demikian, mereka dapat lebih mudah mendapatkan modal, mengingat keterbatasan APBN Indonesia.

Baca Juga: Kemenparekraf Gelar Uji Petik Identifikasi Potensi Ekraf di Kabupaten Karawang

"Dalam pengembangan bisnis kuliner Indonesia, tantangan bukan hanya di akses pembiayaan saja, melainkan bisa bersumber dari human capital. Jika organisasi kekulineran kita kuat, bisa mendukung dan mempercepat ekonomi negara kita di urutan ke-4 di dunia di masa mendatang, jadi diharapkan para pelaku usaha kuliner Indonesia bisa menjadi leader di depan terutama dalam skala internasional," kata Prof. Adji.

Founder-CEO Holycow Group Afit Dwi Purwanto juga menyampaikan pandangan yang sama bahwa pengembangan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri membutuhkan dukungan kuat dari pemerintah. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam, kuliner Indonesia masih tertinggal dalam persaingan di pasar global.

"Kami prihatin terhadap masalah branding kuliner Indonesia yang masih kurang dikenal. Rendang, yang dianggap sebagai salah satu hidangan terlezat di dunia, masih belum begitu populer. Oleh karena itu, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah dan pelaku bisnis kuliner, tidak hanya dalam hal bantuan permodalan, tetapi juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berkualitas," kata Afit.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: