Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aspadin Prediksi Industri Air Minum Dalam Kemasan Tumbuh 3-4 Persen pada Semester I 2023

Aspadin Prediksi Industri Air Minum Dalam Kemasan Tumbuh 3-4 Persen pada Semester I 2023 Kredit Foto: Ferry Hidayat

Muhamad Royan, pemilik toko grosir dan eceran AMDK galon guna ulang di daerah Karang Tengah Ciledug, juga mengatakan ada kenaikan penjualan AMDK sekitar 3-4 persen selama 6 bulan tahun ini.

"Penjualan AMDK kita sekitar 3-4 persen dari Januari sampai Juni 2023 ini,” tuturnya.

Kristiono, agen AMDK galon di daerah Ciangsana, Bogor, juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, penjualan AMDK di tempatnya mengalami kenaikan sekitar 4 persen pada medio tahun ini.

"Ada kenaikan sekitar 4 persenan,” ungkapnya.

Begitu juga pemilik toko grosir dan eceran AMDK di daerah Cisalak Depok, Ucok Batubara, mengatakan ada kenaikan penjualan AMDK sekitar 3 persenan di tokonya.

"Kenaikan tetap ada, Cuma baru sekitar 3 persenan,” tukasnya.

Rachmat menambahkan, AMDK merupakan industri yang terus bertumbuh dan menyerap lebih dari 40.000 tenaga kerja langsung dan ratusan ribu dengan multiplier effectnya.

Dia melanjutkan, AMDK merupakan bagian dari industri pengolahan, khususnya makanan dan minuman (mamin) dan merupakan salah satu industri utama penunjang Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar. Pada 2022 lalu, industri mamin menyumbang 6,23 persen pada PDB.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut peluang bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) masih besar.

Laju pertumbuhan industri minuman, khususnya air minum dalam kemasan terus meningkat. Bahkan di tengah pendemo lalu, permintaan produk AMDK terus naik.

Diperkirakan, pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin), yang di dalamnya terdapat AMDK, akan tetap tumbuh. Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Edy Sutopo, mengatakan kontribusi industri mamin termasuk AMDK terhadap PDB industri pengolahan non-migas tergolong tinggi, termasuk nilai ekspor dan serapan investasinya baik PMA maupun PMDN.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: