Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Beli Twitter Mahal-Mahal Seharga Rp660 Triliun, Elon Musk Masih Boncos!

Beli Twitter Mahal-Mahal Seharga Rp660 Triliun, Elon Musk Masih Boncos! Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemilik Twitter, Elon Musk mengungkap bahwa platform sosial media tersebut telah kehilangan hampir setengah dari pendapatan iklannya sejak dibeli oleh Musk seharga USD44 miliar (Rp660 triliun) Oktober lalu.

Sayangnya, Musk buka-bukaan bahwa perusahaan belum melihat peningkatan penerimaan yang diharapkan pada bulan Juni. Namun, Musk menambahkan bahwa Juli sedikit lebih menjanjikan.

Melansir BBC International di Jakarta, Senin (17/7/23) sebagaimana diketahui, Musk telah memecat sekitar setengah dari 7.500 staf Twitter ketika dia mengambil alih pada 2022 dalam upaya memangkas biaya.

Baca Juga: Elon Musk Bakal Ciptakan AI yang Bisa Menjawab Pertanyaan Ilmiah: Ini Akan Bermanfaat Bagi Umat Manusia

Aplikasi pesaingnya, Threads saat ini memiliki 150 juta pengguna, menurut beberapa perkiraan. Koneksi bawaannya ke Instagram secara otomatis memberikan akses platform yang dirancang Meta ke dua miliar pengguna potensial.

Sementara itu, Twitter sedang berjuang di bawah beban utang yang berat. Arus kas tetap negatif, kata Musk, meskipun miliarder itu tidak menetapkan kerangka waktu untuk penurunan pendapatan iklan sebesar 50%.

"Perlu mencapai arus kas positif sebelum kita memiliki kemewahan untuk hal lain," ungkap Musk di Twitter akun pribadinya.

Setelah memberhentikan ribuan karyawan dan memangkas tagihan layanan cloud, Musk mengatakan Twitter berada di jalur yang tepat untuk membukukan pendapatan USD3 miliar (Rp45 triliun) pada tahun 2023, turun dari USD5,1 miliar (Rp76 triliun) pada tahun 2021.

Perkembangan tersebut merupakan tanda terbaru bahwa langkah-langkah pemotongan biaya yang agresif belum cukup untuk memicu kembalinya pengiklan yang melarikan diri setelah perubahan aturan moderasi kontennya.

Awal bulan ini Twitter memutuskan untuk membatasi berapa banyak tweet yang dapat dibaca oleh penggunanya. Pengguna yang tidak diverifikasi dapat membaca 1.000 tweet, dan pengguna yang diverifikasi 10.000 per hari, sebuah langkah yang menurut BBC telah membingungkan para eksekutif periklanan. Cara ini juga menjadi upaya untuk mendorong pengguna ke Twitter Blue, layanan langganan berbayarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: