Diam-Diam Punya Akun Threads, Jack Dorsey Tetap Ogah Temenan Sama Mark Zuckerberg!
Salah satu pendiri Twitter Jack Dorsey ternyata memiliki Threads, aplikasi saingan Twitter yang dibuat Meta. Namun, Dorsey masih belum cukup siap untuk berteman dengan Mark Zuckerberg di sosial media itu.
Dorsey merupakan seorang kritikus vokal dari platform "pembunuh Twitter" Zuckerberg. Pada hari Sabtu, Dorsey memposting tangkapan layar yang mengungkapkan bahwa CEO Meta telah mengiriminya permintaan untuk berteman di Threads.
Tangkapan layar menampilkan pesan, "Zuck meminta untuk mengikuti Anda" di samping permintaan untuk menerima atau menolak undangan. Namun, permintaan itu tak diindahkan Dorsey.
Baca Juga: Kehadiran Threads Bikin Heboh, Pendiri Twitter Jack Dorsey Sindir Mark Zuckerberg
Melansir New York Post di Jakarta, Selasa (18/7/23) Threads merupakan aplikasi yang ditautkan ke Instagram milik Meta. Aplikasi ini memanfaatkan basis pengguna yang sama, dan telah mengumpulkan lebih dari 150 juta unduhan sejak diluncurkan awal bulan ini.
Threads menjadi tantangan paling signifikan hingga saat ini untuk Twitter, yang berjuang dengan pendapatan yang merosot sejak miliarder Elon Musk membelinya seharga USD44 miliar (Rp660 triliun) tahun lalu.
Sejauh ini, Dorsey tampaknya tidak aktif di Threads. Akunnya menampilkan nol pengikut dan tidak memiliki gambar profil.
Permintaan mengikuti Zuckerberg bisa saja dikirim secara otomatis saat dia mendaftar ke Threads. Saat ada pengguna yang mengaktifkan Threads melalui akun Instagram mereka, mereka akan ditanya apakah mereka ingin memigrasikan daftar pengikut mereka. Zuckerberg mengikuti Dorsey di Instagram.
Dorsey pemilik Bluesky, termasuk di antara tokoh terkemuka yang mengecam Threads sebelum debutnya. Ia mengungkapkan keprihatinan tentang daftar panjang pengungkapan privasi pengguna yang disertakan dalam daftar app store sebelum pengunduhan.
“Kami ingin mobil terbang, tetapi kami malah mendapat 7 kembaran Twitter,” cuit Dorsey pada 6 Juli.
Eksekutif Meta telah memposisikan Threads sebagai alternatif Twitter. Ini karena Twitter telah membuat pengiklan tersinggung dengan pendekatannya terhadap moderasi konten.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement