Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tren Fintech P2P Lending Menurun, Bagaimana Respons KoinWorks?

Tren Fintech P2P Lending Menurun, Bagaimana Respons KoinWorks? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan bisnis teknologi finansial atau financial technology (fintech) tengah mengalami penurunan. Tantangannya mulai dari ketidakpastian global, pendanaan terbatas, hingga tahun politik. Lantas bagaimana respons KoinWorks sebagai pelaku fintech untuk pendanaan (funding) bagi masyarakat Indonesia?

“Mungkin pertanyaannya, dari mana bahwa bilang trennya menurun? Karena menurut kami, memang itu kan sebenarnya normalisasi produk baru. Terus akan jadi gaya hidup, sehabis itu akan jadi biasa saja,” beber Chief of Wealth Management KoinWorks, Jonathan Bryan saat sesi temu media di acara Indonesia Financial Literacy Conference yang diselenggarakan Warta Ekonomi di Jakarta pada Jumat (21/7/2023).

Jonathan beranggapan, peer-to-peer (P2P) lending sudah menjadi kebutuhan pinjaman bisnis atau berinvestasi. Bahkan soal guncangan dan tantangan mulai dari ketidakpastian global dan sejenisnya, merupakan hal yang biasa untuk bisnis.

Baca Juga: Mengungkap Fenomena Fintech Lending dan Gagal Bayar Investree-TaniFund ke Investor

KoinWorks kini telah berkembang, menurut Jonathan, yang sebelumnya memiliki 30-40 pekerja, bertambah menjadi 500-600 pekerja. “Pastikan gameplay dan terpaannya juga beda-beda. Jadi, kami berada di tahap selanjutnya dan memastikan kami melewati tahapan tersebut,” jelasnya.

Soal perkembangan KoinWorks, apakah akan ekspansi ke luar negeri?

“Tidak tertutup kemungkinan bahwa kami akan ke luar negeri karena memang benar pasarnya menarik banget di luar sana. Tapi kalau bicara tentang visi-misi kami, kami mau bangun UMKM di Indonesia sebenarnya,” ujarnya.

Jonathan bercerita, hadirnya KoinWorks membuat masyarakat dapat mengejar literasi dan akses finansial. Namun di sisi lain, pengguna KoinWorks di luar negeri dapat berinvestasi P2P lending terhadap UMKM di Indonesia.

“Jadi kami belum butuh ekspansi di luar negeri sebenarnya. Secara fokus, banyak di Indonesia. Kira-kira kalau pasar sih memang dari dulu jiwanya, hatinya, buat bangun UMKM di Indonesia,” tutup Jonathan dengan santai.

Baca Juga: Riset EY dan AFPI: Jawa-Bali Sweet Spot, Fintech di Indonesia Timur Tak Bisa Tawarkan Produk & Jasa

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: