Indonesia terus mendorong kerja sama ekonomi sub-regional salah satunya melalui Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMPE-EAGA) untuk mengangkat perkembangan sosial ekonomi negara anggota.
Salah satu kesepakatan kerja sama baru saja ditindaklanjuti oleh negara anggota BIMPE-EAGA dengan Republik Korea, lewat pertemuan Senior Officials Meeting (SOM) BIMP-EAGA di Seoul, Korea Selatan. Baca Juga: Lewat Forum GCRG, Menko Airlangga Bagikan Jurus RI Hadapi Krisis Utang
Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Dirjen Kerjasama ASEAN dan Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Dong Bae Kim dan Co-Chair BIMP-EAGA, Sekretaris Jenderal Kementerian Ekonomi Malaysia Dato’ Nor Azmie Bin Diron ini disahkan 11 proyek kerja sama melalui kerangka pendanaan BIMP-EAGA- Republic of Korea Cooperation Fund (BKCF).
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Subregional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Netty Muharni yang mewakili Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi International Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.
Asdep Netty dalam kesempatan tersebut mengingatkan kembali pentingnya penguatan mekanisme implementasi proyek-proyek BKCF, terutama melalui penguatan monitoring, dan peningkatan sinergi dengan pemangku kepentingan BIMP-EAGA lainnya seperti Cluster/Working Groups (CWGs), BIMP-EAGA Business Council (BEBC), akademisi, serta Pemerintah Daerah di kawasan sub-regional.
Menurutnya, diperlukan juga program peningkatan kapasitas bagi berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas proposal dan kualitas implementasinya.
”Kita dapat memperluas kerja sama ini dalam semua sektor prioritas BIMP-EAGA di masa mendatang, khususnya dalam sektor ketahanan dan ketahanan energi serta transisi energi yang menjadi pembahasan secara global saat ini,” ungkap Asdep Netty, dikutip Sabtu (22/7/2023).
Sebelumnya, di tahun 2021-2022 telah dilakukan 1st dan 2nd Round BKCF dengan total pendanaan 3,5 juta US$ yang telah menarik antusias dari berbagai sektor dan entitas BIMP-EAGA.
Pada tahun 2023 ini, kembali program BKCF digelar secara lebih inklusif dalam sektor konektivitas, pariwisata, lingkungan, dan pertanian-perikanan.
Lebih lanjut, dalam pertemuan ini juga menyetujui adanya logo resmi dan website BKCF agar kerja sama ini lebih dikenal dan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas.
Pemanfaatan berbagai platform media sosial juga terus didorong seperti Facebook, Instagram, dan Twitter terutama untuk menjangkau kelompok milenial.
Pemerintah Korea berkomitmen untuk terus meningkatkan kontribusi pendanaan hingga USD6 juta per tahun pada tahun 2027. Proposal tahap ke-4 tahun 2024 akan dibuka pada Januari 2024. Baca Juga: Jelang AFMGM Kedua di Jakarta, 10 Negara ASEAN Kompak Jaga Stabilitas Ekonomi
Namun, forum sepakat untuk mendiseminasikan program tersebut sedini mungkin agar lebih banyak menarik proposal proyek yang berkualitas, inklusif, selaras dengan prioritas area dalam Visi BIMP-EAGA 2025, serta berkontribusi positif bagi perekonomian BIMP-EAGA.
Selama pertemuan berlangsung, perwakilan dari setiap negara dan institusi yang terlibat mengakui potensi dari kerja sama sub-regional ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan menciptakan peluang baru bagi dunia usaha di wilayah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement