Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau IPO, Platform Streaming Vidio Raih Dana Segar Senilai Rp1,5 Triliun

Mau IPO, Platform Streaming Vidio Raih Dana Segar Senilai Rp1,5 Triliun Kredit Foto: Vidio
Warta Ekonomi, Jakarta -

Platform video-on-demand sekaligus bagian dari konglomerasi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), Vidio dilaporkan menerima pendanaan segar sebesar US$100 juta (Rp1,5 triliun), menurut sebuah sumber.

Dilansir dari laman DealStreetAsia pada Senin (24/7/2023), kemungkinan putaran pra-penawaran umum perdana (IPO) akan dilihat oleh investor yang ada dan baru, menurut sumber tersebut. Sumber tersebut mengatakan bahwa rencana perusahaan untuk IPO dalam dua tahun, menunjukkan pertumbuhan potensi industri media dan streaming video di Indonesia. 

DealStreetAsia mengontak Vidio untuk berkomentar. Wakil Presiden Direktur Emtek yang juga Presiden Direktur Vidio, Sutanto Hartono mengatakan bulan lalu bahwa Vidio dalam proses mengumpulkan pendanaan, tanpa membeberkan informasi rinci lebih lanjut. 

Baca Juga: Perusahaan E-Grocery Segari Dikabarkan Terima Suntikan Baru hingga Rp150 Miliar

Vidio didirikan pada tahun 2014 oleh Emtek sebagai platform VOD lokal yang berkompetisi dengan pemain luar, seperti Netflix atau Disney+. Vidio memiliki model seperti platform streaming video asal India yakni Hotstar, yang menawarkan streaming free-to-air secara gratis, siaran susulan, layanan olahraga dan hiburan, serta serial orisinal.

Pada November tahun lalu, Vidio mengantongi dana sebesar US$150 juta (Rp2,2 triliun) pada putaran pendanaan eksternalnya dari perusahaan ekuitas swasta Affinity Equity Partners. Pada Juni, Sinar Mas Group, Grab, dan klub sepak bola Bali United menyokong Vidio dalam tahap pendanaan sebesar US$45 juta (Rp677 miliar).

Menurut laporan dari DealStreetAsia Vantage Point bulan lalu, putaran pendanaan baru akan memenuhi kebutuhan pendanaan Vidio sebelum menuju IPO. Video melihat angka pelanggan naik signifikan tahun lalu yang membantu konten yang kaya olahraga, termasuk FIFA World Cup dan Liga Premier Inggris. 

Platform tersebut juga melihat basis pelanggan berbayar naik melebihi 5 juta pada akhir Desember 2022. Namun, jumlah tersebut menurun hingga 3,8 juta pada akhir Mei 2023. Platform tersebut, di satu sisi, juga melihat pendapatan rata-rata pengguna (ARPU) berkembang karena pelanggan berpindah preferensi dari paket berbiaya rendah ke paket premium.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: