Nggak Tertarik Investasi di Negara Asalnya, Miliarder Investor Ini Ungkap Pasar Investasi Asia Lebih Menarik!
Miliarder investor Mark Mobius yang berasal dari Amerika Serikat (AS) justru tidak memiliki investasi AS. Ia mengatakan bahwa dirinya bullish di pasar negara berkembang di Asia.
"Saya semua pasar internasional dan berkembang khususnya," kata pendiri Mobius Capital Partners dalam sebuah wawancara dengan CNBC sebagaimana dikutip di Jakarta, Selasa (1/8/23).
Mobius mengatakan dia memfokuskan investasinya di Taiwan, Korea Selatan, dan India. Tapi dia terdengar lebih berhati-hati di China, ia mengatakan dia melihat perusahaan yang terdaftar di Hong Kong karena mereka memiliki valuasi yang menarik.
Baca Juga: Miliarder Oligarki Rusia Marah Besar Rumah Keluarganya Digeledah Inggris dengan Surat Palsu!
Mobius menambahkan bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu masih mengalami penyesuaian luar biasa yang akan membuat sangat sulit bagi banyak perusahaan.
Perusahaan di negara-negara seperti Korea juga terpapar ke China saat mereka mengekspor ke pelanggan di sana, dan ingin melakukan diversifikasi untuk mengurangi ketergantungan mereka pada China, kata Mobius.
Akibatnya, dia mencari perusahaan yang telah menemukan pasar alternatif, sambil mengakui bahwa perusahaan Korea dan Taiwan akan mengalami kesulitan untuk memutuskan eksposur mereka ke China.
"Kami menginginkan perusahaan yang telah terdiversifikasi secara internasional, dan kami menemukan sejumlah perusahaan ini dengan teknologi luar biasa sehingga mereka dapat mendiversifikasi basis investor mereka," katanya.
Mobius sebelumnya memperingatkan investor di China, karena dia tidak dapat menarik dananya dari rekening HSBC Shanghai miliknya karena kontrol modal pemerintah. Namun dia kemudian mengatakan masalah itu telah diselesaikan.
Sementara beberapa pengamat telah menyatakan keprihatinan atas potensi konflik antara China dan Taiwan, Mobius yakin ketegangan tidak akan memuncak dalam waktu dekat.
Setiap serangan yang disampaikan ke Taiwan kemungkinan akan menghadapi perlawanan dari AS, dan ekonomi China bergantung pada pasar AS, katanya.
Mobius juga lebih bullish di India, karena perusahaan seperti Apple beralih ke India untuk mendiversifikasi bisnis mereka jauh dari China. Populasi India sebesar 1,4 miliar juga lebih besar dari Cina, dan PDB-nya tumbuh pada tingkat 7% per tahun. Faktor-faktor tersebut dapat membantu negara menjadi basis pasokan yang signifikan di masa depan, katanya.
Di Korea, Mobius tertarik dengan perkembangan teknologi negara yang mengesankan, menunjuk ke salah satu perusahaan tempat dia berinvestasi yang mengembangkan mesin untuk menghaluskan kerutan.
Komentator Wall Street lainnya telah berubah optimis pada investasi pasar negara berkembang karena kondisi keuangan yang semakin ketat di AS. Pasar negara berkembang dapat mengungguli AS di pasar saham global mulai tahun 2030, menurut estimasi Goldman Sachs. Sementara itu, dana yang diperdagangkan di bursa MSCI Emerging Markets telah meningkat 10% tahun ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait:
Advertisement