Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Deteksi Hoaks dan Memahami Multikulturalisme di Indonesia

Deteksi Hoaks dan Memahami Multikulturalisme di Indonesia Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Mari Tangkal Radikalisme di Media Sosial" pada Kamis (3/8/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi antara lain Wakil Rektor III Universitas Primakara, I Gede Putu Krisna; Dosen STIKOM Bali, Muhammad Riza Hilmi; serta Dosen UIN Alaudin Makassar, Andi Fauziah Astrid.

Baca Juga: Pentingnya Orang Tua Memiliki Pengetahuan Literasi Digital, Lindungi Anak dari Paparan Konten Negatif

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJI) 2023 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 215 juta. Namun, hal ini belum sejalan dengan kecakapan digital masyarakat karena menurut data BPS pada 2018 dari tiga sub indeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, sub indeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.

Masyarakat masih membutuhkan sosialisasi perihal kecakapan digital agar tak hanya sekadar mengoperasikan gadget, tapi mampu menyeleksi informasi, memahami etika, serta budaya digital dan melindungi diri dari kejahatan dunia maya.

"Di era internet ini ideologi dan pemahaman radikalisme juga menjadi ancaman, tak hanya di Indonesia, tapi juga banyak negara," ungkap Wakil Rektor III Universitas Primakara, I Gede Putu Krisna, saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Kamis (3/8/2023), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Selain itu, ia mengatakan ada pula kemunculan intoleransi, di mana tidak adanya tenggang rasa dan hoaks sebagai informasi yang direkayasa untuk memanipulasi informasi sebenarnya. Saluran penyebaran berita hoaks juga makin mudah, tapi yang terbanyak melalui media sosial dan aplikasi percakapan.

"Begitu mudahnya internet dan akses yang murah bahkan terkadang tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun, maka media sosial menjadi alternatif murah untuk propaganda radikalisme," papar Dosen STIKOM Bali, Muhammad Riza Hilmi, di kesempatan yang sama.

Hal ini terjadi karena setiap orang dapat dengan mudah menjadi ahli propaganda, membuat akun, tulisan blog, membuat identitas palsu, bahkan meretas akun milik orang lain. Inilah sebabnya pengguna internet harus tahu ciri-ciri gerakan radikalisme seperti isi konten yang provokatif, klaim sepihak, hingga sering memberikan alasan di luar nalar.

"Kita harus memahami bahwa Indonesia itu multikulturalisme, membuat konten pun harus menghargai keragaman," tambah Dosen UIN Alaudin Makassar, Andi Fauziah Astrid.

Untuk menerapkan multikulturalisme ini, pembuat konten harus memahami proses produksi, distribusi, partisipasi, hingga kolaborasi ruang digital dengan keragaman budaya. Multikulturalisme bisa dilakukan dengan menghargai perbedaan serta penghilangan prasangka dan diskriminasi.

Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: