- Home
- /
- News
- /
- Megapolitan
Ahmad Sahroni Minta Polisi Selidiki Pabrik Pelanggar Standar Emisi di Jabodetabek
Belakangan, DKI Jakarta bertahan menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Sejauh ini, pemerintah provinsi DKI Jakarta telah menerapkan berbagai kebijakan, seperti WFH dan peningkatan kampanye penggunaan transportasi umum. Namun satu hal yang juga patut menjadi perhatian adalah keberadaan pabrik industri di sekitar Jakarta yang ditengarai juga menyumbang polusi ke ibu kota.
Hal inilah yang menjadi perhatian utama Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang juga legislator asal DKI Jakarta, Ahmad Sahroni. Beliau meminta kepada Polda Metro Jaya maupun Polda Jawa Barat untuk menyisir seluruh pabrik-pabrik yang beroperasi di wilayah Jabodetabek, khususnya yang diduga telah melanggar aturan standar emisi.
“Saya minta, Polri segera turun tangan untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap pabrik-pabrik di Jabodetabek, yang diduga telah melanggar batas emisi. Mohon jika nantinya kedapatan (pabrik) yang nakal, untuk segera ditindak tegas, bahkan dicabut saja izin operasinya. Ini sudah membahayakan jutaan jiwa yang tinggal di Jakarta,” ujar Sahroni dalam keterangannya hari ini (15/8).
Lebih lanjut, Sahroni menilai langkah tegas itu perlu dilakukan mengingat, pabrik-pabrik di sekitar wilayah DKI Jakarta diduga menjadi penyebab utama tercemarnya udara. Untuk itu, sejauh ini langkah tersebut dinilai menjadi penyelesaian paling konkret yang dapat dilakukan oleh aparat.
“Karena dari data yang ada, sumber pencemar udara di Jakarta ini sebenarnya didominasi oleh sumber pencemar lokal, salah satunya ya itu, pabrik-pabrik nakal. Jadi mohon tidak ada kompromi untuk para penyalah aturan emisi ini. Mau nanti ada puluhan pabrik sekalipun yang ketahuan, tidak ada urusan, langsung tertibkan semua,” tambahnya.
Bahkan Sahroni mengingatkan kembali terkait kasus polusi batu bara yang sempat terjadi di kawasan Marunda, Jakarta Utara, sekitar satu tahun lalu. Dari kasus itu, legislator kelahiran Tanjung Priok ini melihat bahwa, aktivitas industri berbahaya kerap menjadi salah satu penyebab utama polusi di wilayah Jakarta.
“Kasus polusi batu bara Marunda itu jadi contoh bahwa, pencemaran udara di Jakarta itu mayoritas karena aktivitas industri yang berbahaya dan terjadi di sekitar wilayah. Dalam kasus kali ini pun, penyebabnya diduga serupa. Namun peran perusahaannya pasti jauh lebih banyak dan memiliki skala lebih besar,” demikian Sahroni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement