Bukan Tionghoa, Inilah Alasan Banyak CEO Perusahaan Besar adalah Keturunan India
Banyaknya para pemimpin perusahaan besar berketurunan India telah menjadi fenomena unik, terutama di Amerika Serikat. Dominasinya bahkan mengalahkan jumlah pemimpin yang berasal dari ras lain di Asia.
Melansir berbagai sumber, inilah nama-nama pemimpin perusahaan besar yang diketahui berdarah India. Perlu dipahami, meskipun berasal dari ras India, tetapi tokoh-tokoh berikut belum tentu berkewarganegaraan India.
- Satya Nadella - CEO Microsoft (2014-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Sundar Pichai - CEO Alphabet Inc. dan Google (2015-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Arvind Krishna - CEO IBM (2020-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Jayshree Ullal - CEO Arista Networks (2008-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Ajay Banga - CEO Mastercard (2010-2023) - Amerika Serikat (India-American)
- Ivan Menezes - CEO Diageo (2013-sekarang) - Britania Raya (India-Britania)
- Rajesh Subramaniam - CEO FedEx (2022-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Vasant Narasimhan - CEO Novartis (2018-sekarang) - Swiss (India-Swiss)
- Nikesh Arora - CEO Palo Alto Networks (2018-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Sanjay Mehrotra - CEO Micron Technology (2017-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Indra Nooyi - Mantan CEO PepsiCo (2006-2018) - Amerika Serikat (India-American)
- Rajeev Suri - Mantan CEO Nokia (2014-2020) - Finlandia (India-Finlandia)
- Anshu Jain - Mantan CEO Deutsche Bank (2012-2015) - Jerman (India-Jerman)
- Vikram Pandit - Mantan CEO Citigroup (2007-2012) - Amerika Serikat (India-American)
- Rakesh Gangwal - Mantan CEO US Airways (2003-2004) - Amerika Serikat (India-American)
- Kunal Bahl - CEO Snapdeal (2010-sekarang) - India
- Sachin Bansal - CEO Flipkart (2007-2018) - India
- Bhavish Aggarwal - CEO Ola Cabs (2010-sekarang) - India
- Naveen Tewari - CEO InMobi (2007-sekarang) - India
- Byju Raveendran - CEO Byju's (2011-sekarang) - India
- Girish Mathrubootham - CEO Freshworks (2010-sekarang) - India
- Ajeet Singh - CEO ThoughtSpot (2012-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Ash Ashutosh - CEO Actifio (2009-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Dheeraj Pandey - CEO Nutanix (2009-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
- Mohit Aron - CEO Cohesity (2013-sekarang) - Amerika Serikat (India-American)
Baca Juga: Dari Kopi Keliling, Soedomo Mergonoto Sukses Ekspor 'Kapal Api' Hingga Pekerjakan Ribuan Karyawan
Alasan Banyaknya Pemimpin Perusahaan Berdarah India
Meskipun India merupakan salah satu negara dengan jumlah manusia terbanyak di dunia, tetapi masyarakat berdarah India hampir selalu menjadi populasi terkecil di negara lain. Lalu, kenapa mereka dapat mendominasi posisi pemimpin di berbagai perusahaan besar dunia?
1. Saling mendukung sebagai sesama keturunan India
Masyarakat berdarah India cenderung saling mendukung satu sama lain, baik dalam kehidupan sosial maupun profesional. Meskipun begitu, mereka tidak hanya bergaul dengan sesama komunitas India sehingga potensial memiliki jaringan luas.
Dengan kecenderungan tersebut, masyarakat berdarah India dapat membangun jaringan secara multikultural sambil menjaga dukungan dari komunitas mereka sendiri. Jika dibandingkan dengan ras Asia lain, seperti Tionghoa, masyarakat keturunan India tidak menjalankan hidup secara eksklusif yang bisa menghambat hubungan lintas budaya.
2. Masyarakat India telah akrab dengan budaya barat sejak lama
India sebagai bekas jajahan Inggris telah mengadopsi banyak budaya barat, mulai dari makanan, bahasa, hingga pandangan dalam dunia kerja. Di India, terutama di kelas menengah ke atas, komunikasi dalam bahasa Inggris adalah hal umum. Hal ini memberi mereka keunggulan dalam memahami budaya kerja dan membangun hubungan dengan kolega dan atasan dari negara Barat.
Sementara itu, kebanyakan negara lain di Asia cenderung pernah menolak budaya barat. Hal ini membuat bahasa dan pandangan dunia kerja yang berbeda.
3. Masyarakat kelas berpendidikan atau imigrasi elite
Sebagian besar profesional India yang bekerja di AS adalah imigran dengan latar belakang pendidikan tinggi dan kemampuan yang mumpuni. Mereka adalah "cream of the crop" atau individu terbaik dari India, yang sering kali datang melalui program visa kerja yang ketat.
Hal ini tidak dilakukan oleh kebanyakan profesional dari ras atau negara lain. Misalnya, banyak profesional Tionghoa yang tetap bekerja di Shanghai atau Hongkong karena memiliki peluang yang juga terbuka lebar.
4. Biasa berpikir kritis
Dalam tradisi Hindu dan ajaran dharmis, melontarkan pertanyaan dan mendebat adalah bagian dari pembelajaran. Budaya ini mengajarkan orang India untuk berpikir kritis, mencari solusi, dan berani menyampaikan pendapat.
Di lingkungan kerja, keterampilan tersebut dapat memberikan keunggulan diri karena memungkinkan mereka lebih mudah beradaptasi dengan pola pikir manajemen modern yang menghargai inovasi dan diskusi.
Orang India umumnya juga lebih asersif dan percaya diri dibandingkan banyak kelompok Asia lainnya. Sikap ini membantu mereka menonjol dalam organisasi multikultural, di mana kemampuan untuk menyampaikan ide, membangun hubungan, dan memimpin tim adalah hal yang sangat penting.
5. Pengaruh hubungan geopolitik negara
Secara geopolitik, India dianggap sebagai sekutu strategis AS, sementara China sering dilihat sebagai pesaing. Hal ini dapat memengaruhi persepsi di lingkungan kerja, di mana orang India sering dianggap lebih "aman" dan dapat dipercaya di perusahaan AS.
Tak bisa dipungkiri, ketegangan geopolitik dengan China dapat menjadi hambatan bagi profesional Tionghoa dalam beberapa sektor yang sensitif. Dunia tentu tidak akan lupa peristiwa Senator AS yang mencecar CEO Tiktok Shou Chew perihal China. Padahal, Shou Chew berkebangsaan Singapura.
6. Dominasi insinyur teknologi
Selain mendominasi jumlah pemimpin perusahaan besar, para profesional berketurunan India juga telah mendominasi posisi insinyur perangkat lunak dunia. Di Amerika Serikat, sekitar 30% insinyur perangkat lunak merupakan profesional dari India.
Untuk berkomunikasi dengan para insinyur tersebut, perusahaan umumnya akan memilih pemimpin yang juga memiliki darah India. Hal ini dimaksudkan agar lebih komunikatif dan mampu mengatur tim secara lebih optimal.
Selain itu, masyarakat India yang telah terbiasa hidup dalam keberagaman etnis, bahasa, dan agama juga dipercaya memiliki manajemen berbagai kepentingan dan konflik yang lebih baik. Hal ini tentu sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin.
7. Minim mendapatkan gangguan dari sosial dan keluarga
Secara unik, profesional berdarah India dipercaya mendapat dukungan yang lebih baik dari keluarga dan komunitas sesama keturunan India. Mereka umumnya memiliki kehidupan yang stabil dan cenderung bahagia.
Sistem perjodohan dan hubungan yang baik dengan keluarga membuat profesional berdarah India lebih fokus berkarir tanpa gangguan kehidupan pribadi. Hal ini membuat mereka lebih mudah dalam meniti karir di perusahaan besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement