Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sentil 'Visi Besar Tanpa Tolok Ukur Hanya Jadi Jargon Politik', Demokrat Balas Jokowi

Sentil 'Visi Besar Tanpa Tolok Ukur Hanya Jadi Jargon Politik', Demokrat Balas Jokowi Kredit Foto: Twitter/Hinca Panjaitan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, turut mengomentari pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peringatan Hari Konstitusi di Gedung Nusantara IV MPR, DPR, DPD RI pada Jumat (18/8/2023).

Dalam sambutannya, Jokowi meminta agar visi besar yang ditawarkan pada rakyat tidak berakhir sebagai jargon politik semata. Jokowi menilai, visi besar yang berakhir sebagai jargon politik sering kali tidak terwujud pada saat pengimplementasiannya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Visi Besar Sering Kali Berakhir sebagai Jargon Politik: Biasanya Tak Terwujud

Hinca menyebut, Jokowi tengah mengoreksi nawacita yang telah dibuatnya sendiri di dua periode kepemimpinan. Dia juga menyebut, nawacita yang dicanangkan Jokowi sama tidak terukurnya.

"Saya setuju dengan Pak Jokowi, tapi juga sekaligus kritik kepada beliau. Saya membaca nawacita yang dibawanya sejak awal dulu, itu nggak terukur," kata Hinca saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

"Jadi kalau saya jemput jalan pikirannya Pak Jokowi tadi itu ternyata mengoreksi sendiri nawacitanya itu. Itu fair karena nawacita dibuat sebelum dijalankan. Setelah dijalankan kita baru menyadari, ada yang kurang, ada yang ini, ada yang itu," tambahnya.

Atas dasar itu pula, kata Hinca, Partai Demokrat mengusung tema Perubahan dan Perbaikan. Hinca menilai, tema Perubahan dan Perbaikan yang diusung partainya sejalan dengan cara pandang Jokowi terkait visi besar yang berakhir sebagai jargon politik.

"Ini konteksnya. Karena itu kalau adinda tanyakan, Anda bagaimana nanti Demokrat? Kami mengusung capres dan cawapres itu clear itu. Dengan menjemput pikiran Pak Jokowi itu nyambung, linier tadi. Harus kita lakukan perubahan dan perbaikan terhadap bangsa negara ini," jelasnya.

Lebih lanjut, Hinca menyebut, pidato Jokowi juga menjadi koreksi bagi kandidat capres di Pilpres 2024 nanti. Menurutnya, program kerja yang disusun kandidat capres jangan digaungkan pada saat kampanye jelang pemungutan suara, tetapi juga mesti diimplementasikan dengan tolok ukur yang ada.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: