Sentil 'Visi Besar Tanpa Tolok Ukur Hanya Jadi Jargon Politik', Demokrat Balas Jokowi
Kredit Foto: Twitter/Hinca Panjaitan
"Siapa pun calon presiden yang akan datang, catatan ini menjadi pelajaran di kita, jangan cuma jargon politik sehingga nawacita akhirnya kita baca hanya sebagai jargon politik karena nggak ada ukurannya," tandasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Jokowi menilai bahwa visi besar bagi pembangunan Indonesia jangan hanya sebatas jargon politik semata. Dia menilai, visi besar itu sering kali berakhir sebagai bahasa-bahasa kiasan.
"Visi besar itu jangan hanya sampai jargon politik, jangan hanya bahasa-bahasa normatif saja, bahasa yang indah-indah saja yang enak didengarkan, jangan juga yang hanya di awang-awang. Visi besar itu harus membumi, visi yang taktis, harus jelas tolok ukurnya," kata Jokowi dalam pidatonya di Hari Konstitusi di Gedung Nusantara IV MPR, DPR, DPD RI pada Jumat (18/8/2023).
Dia juga menuturkan, sering kali pihak tertentu menggaungkan terkait pembangunan yang adil dan makmur. Meski demikian, Jokowi menilai bahwa visi pembangunan tersebut sering kali tidak memiliki tolok ukur yang jelas.
Jokowi menilai, visi besar tanpa tolok ukur sering kali hanya menjadi jargon politik yang digaungkan dalam kampanye politik. Bahkan, dia juga menyebut visi tersebut tak akan terwujud tanpa tolok ukur yang jelas.
"Visi jika tidak dirumuskan tolok ukurnya, itu namanya jargon politik. Iya, jargon politik. Tidak jelas bentuknya, tidak bisa dijabarkan strateginya, tidak bisa dirumuskan langkah-langkahnya dan biasanya bisa dipastikan sulit akan terwujud," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement