Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proyek Lumbung Pangan Jokowi Dinilai Bisa Bantu Atasi Masalah Krisis Pangan yang Menghantui

Proyek Lumbung Pangan Jokowi Dinilai Bisa Bantu Atasi Masalah Krisis Pangan yang Menghantui Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Proyek Food Estate atau lumbung pangan yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap bisa mengatasi masalah krisis pangan yang menghantui Indonesia dan juga seluruh negara. 

Pakar Kebijakan Publik, Bambang Haryo Soekartono mengungkapkan bila proyek ini juga diharapkan bisa membuat setiap daerah memiliki lumbung pangan. 

“Food estate diharapkan bisa mengatasi krisis pangan yang saat ini sering dikhawatirkan oleh Pemerintah, terutama yang sedang melanda di beberapa negara di dunia. Dan diharapkan juga semua wilayah Indonesia harus mempunyai lumbung-lumbung pangan, agar terjadi kemudahan dan pemerataan pangan di seluruh Indonesia," ujar Anggota Bidang Pengembangan Usaha dan Inovasi DPN HKTI ini.

Baca Juga: Gerindra Bantah Kritik PDIP Soal Proyek Food Estate yang Dinilai Merusak Lingkungan

Hal ini juga menjawa, pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut bila pembangunan Food Estate di Desa Tewai Baru, Gunung Mas - Kalimantan Tengah yang saat ini dalam proses terealisasi sebesar 600 hektar sebagai Proyek Kejahatan Lingkungan. 

BHS sapaan akrab Bambang Haryo Soekartono mengatakan jika kita semua tahu, jumlah luas hutan di Indonesia ada 125,8 juta hektar. Berarti jumlah luasan yang akan difungsikan sebagai lahan yang diusahakan untuk ketahanan pangan sebesar 600 hektar tersebut relatif sangat kecil bila dibanding dengan luasan hutan yang ada di Kalimantan tengah sebesar 10,3 juta hektar, apalagi dibanding luas hutan seluruh Indonesia seluas 125,8 juta hektar. 

Baca Juga: Ihwal Huru-hara Kritik PDIP atas Program Food Estate, Begini Respons Jokowi

Ketua Harian Masyarakat Transportasi (MTI) Jawa Timur ini menambahkan, jika untuk membuka lahan baru butuh suatu proses menyeimbangkan kondisi hara tanah dengan melakukan pengolahan-pengolahan tanah agar tanah tersebut dapat di manfaatkan sebagai lahan produksi pertanian (lahan hijau). 

"Beberapa contoh food estate yang sudah berhasil misalnya di Papua daerah Kerom dengan luas 10 hektar menghasilkan jagung raksasa dan sudah di ekspor, Timika menghasilkan sagu yang merupakan lahan sagu terluas di dunia sebesar 4,7 juta hektar yang perhektarnya menghasilkan 40 ton sagu, bahkan sebagian di ekspor dan sebagian lagi di konsumsi sebagai makanan pokok masyarakat Papua, dan Marauke menghasilkan beras yang di konsumsi sebagian oleh negara Papua Nugini dan sebagian lagi di konsumsi oleh masyarakat di Papua," papar Bambang Haryo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: