Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sama-sama Aktivis, Budiman Sudjatmiko Disebut Kalah Populer Dibanding Adian Napitupulu Hingga Fadli Zon

Sama-sama Aktivis, Budiman Sudjatmiko Disebut Kalah Populer Dibanding Adian Napitupulu Hingga Fadli Zon Kredit Foto: Instagram/Adian Napitupulu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presidium Kongres Rakyat Nasional (KORNAS), Sutrisno Pangaribuan, menyoroti manuver tajam yang dilakukan salah satu elite PDIP, Budiman Sudjatmiko, dengan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres).

Sebagaimana diketahui, PDIP secara resmi akan memajukan Ganjar Pranowo sebagai capres di Pemilihan Presiden 2024, yang artinya manuver Budiman adalah sebuah "pembelotan".

Baca Juga: Manuver Budiman Sudjatmiko Merapat ke Kubu Prabowo, Kornas: Budiman Akan Untung Jika Dipecat PDIP

Surtrisno mengungkapkan, dari sisi kepopuleran, Budiman kalah dibandingkan politisi berlatar belakang aktivis lainnya, seperti Adian Napitupulu hingga Fadli Zon.

"Sebagai politisi dengan latar belakang aktivis, popularitas Budiman kalah dibandingkan Adian Napitupulu, Fadli Zon, Fahri Hamzah, maupun Alm. Desmond Mahesa," ujar Sutrisno dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (22/8/2023).

Menurut Sutrisno, Budiman kalah populer dibandingkan aktivis lainnya yang berkecimpung di dunia politik bukannya tanpa sebab.

Ia menyebut, Budiman lebih fokus ke permasalahan desa dan perkara bukit Algoritma yang sampai sekarang dipertanyakan perkembangannya. Padahal, lanjutnya, dunia politik menuntut aktifnya seorang politisi muncul berdebat di layar kaca.

"Budiman lebih banyak mengurusi persoalan desa serta gagasan besarnya terkait bukit algoritma. Namun karena politik masih berkutat di seputar pembentukan opini melalui layar kaca maupun perangkat media lainnya, Budiman akhirnya kalah," jelasnya.

Sutrisno menilai PDIP akan berhati-hati dalam menentukan sikap terkait manuver Budiman mendukung Prabowo.

Budiman sendiri, menurut Sutrisno, akan memilih jalur dipecat dibandingkan mengundurkan diri. Hal ini terkait kalkulasi politik yang akan menguntungkan kepentingan Budiman sendiri di kemudian hari.

"Meski diberi opsi mundur atau dipecat oleh PDIP, Budiman pasti akan memilih opsi dipecat. Pilihan tersebut akan dijadikan Budiman sebagai amunisi untuk terus bermanuver. Sehingga meski PDIP merasa tidak rugi, namun Budiman akan untung jika hari ini dipecat oleh PDIP," jelasnya.

"Budiman pasti telah melakukan kalkulasi politik sebelum memilih manuver politiknya jelang Pemilu 2024. Sanksi yang diberikan oleh PDIP kepada Budiman akan menentukam arah barganing politik kedalam atau keluar PDIP. Sanksi PDIP terhadap Budiman akan menentukan sebesar apa Budiman kemarin, kini dan esok," tambah Sutrisno yang mengaku memiliki KTA PDIP ini.

Budiman Enggan Mundur

Sementara itu, Budiman Sudjatmiko mengaku siap mempertanggungjawabkan apa yang ia lakukan dengan mendukung Prabowo Subianto. Meski demikian, ia merasa tak perlu mengundurkan diri dari PDIP.

Baca Juga: Politisi Senior PDIP soal Manuver Budiman Dukung Prabowo: 'Dia Pengkhianat, Bunglon, Musuh dalam Selimut'

"Apa yang menjadi harapan dan cita-cita dari Ibu Ketua Umum untuk pilpres, kepemimpinan Indonesia ke depan. Jadi saya pikir, ya itu langkah saya mungkin dianggap salah secara administratif, secara organisasional, dan karena itu saya siap mempertanggungjawabkannya," ujar Budiman, Senin (21/8/2023).

"Jadi saya merasa, secara ideologis, secara strategis, saya tidak melakukan kesalahan. Sehingga menurut saya, tidak layak saya kemudian mundur," ujar Budiman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: