Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dituding Lakukan Politik Adu Domba, Gerindra Jawab Kritik PDIP: Logikanya di Mana?

Dituding Lakukan Politik Adu Domba, Gerindra Jawab Kritik PDIP: Logikanya di Mana? Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, menyebut Partai Gerindra tengah mempraktikkan politik devide et impera atau politik adu domba melalui pembajakan salah satu politikus seniornya, Budiman Sudjatmiko, yang memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Melalui dugaan praktik politik devide et impera, Hasto menyebut Partai Gerindra menunjukkan ketidakpercayaan diri bersaing dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: Politisi Senior PDIP soal Manuver Budiman Dukung Prabowo: 'Dia Pengkhianat, Bunglon, Musuh dalam Selimut'

"Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana meskipun sebelumnya telah mencoba mengeroyok Pak Ganjar Pranowo, sehingga langkah-langkah itu malah akan menghasilkan suatu energi positif bagi pergerakan seluruh kader PDI Perjuangan," kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur di Balikpapan, Minggu (20/8/2023).

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, mempertanyakan kembali logika Hasto Kristiyanto yang menyebut pihaknya mempraktikkan politik adu domba.

Pasalnya, kata Habiburokhman, dukungan dari Budiman Sudjatmiko untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2024 merupakan hal yang wajar terjadi di Indonesia.

"Logikanya di mana? Bisa nggak Anda secara logis memahami pernyataan tersebut? Ada nggak pernyataan demikian, di partai-partai lain kan biasa kok. Kita sudah sekian kali pemilu, ada nggak partai melakukan hal yang sama seperti beliau? Karena nggak make sense bagi kami," kata Habiburokhman saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Kendati demikian, Habiburokhman mengaku menghormati pendapat Hasto Kristiyanto. Dia pun mengaku memiliki hubungan persahabatan yang baik dengan Sekretaris Jenderal PDIP itu.

"Kalau salah, mungkin karena kesalahpahaman. Jadi Pak Hasto kita rispek, beliau senior sahabat baik kami, mungkin salah paham," katanya.

Baca Juga: Budiman Mbalelo dari PDIP, Gibran: Kok Tanya Saya?

Lebih lanjut, Habiburrahman pun mengaku tak memiliki wewenang untuk melarang seseorang memberi dukungan pada Prabowo Subianto. Demikian juga yang dialami partainya, yakni ketika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang memilih mundur sebagai kader Partai Gerindra dan mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

"Misalnya Pak Sandiaga tidak mendukung Pak Prabowo, dia keluar. Pak Budiman, ya pasti banyak lagi yang namanya orang dari luar Partai Gerindra mendukung Gerindra, dan kami tidak pernah menyalahkan partai orang," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: