Pemimpin Dunia Hingga Aktivis Bakal Bahas Soal AI sampai Geopolitik di Global Town Hall 2023
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Global Citizen menggelar Global Town Hall 2023 secara virtual. Acara ini mempertemukan pemimpin, aktivis, inisiator, hingga akademisi global pada Sabtu (2/9/2023).
Acara yang diadakan virtual melalui diskusi-diskusinya secara marathon dalam 15 jam ini menghadirkan Wakil Sekjen PBB Amina J. Mohammed, Mantan Sekjen PBB ke-8 Ban Ki-moon, Perdana Menteri Antigua dan Barbuda Gaston Browne, Presiden Timor Leste José Ramos-Horta, Co-Founder dan CEO Rappler sekaligus peraih Nobel Peace Prize Laureate Maria Ressa, dan lain-lain.
Mengangkat tema “This Is Our World Too: A North-South-East-West Dialogue of Civil Societies”, acara ini akan banyak membahas tentang masyarakat dan pemerintahan; kecerdasan buatan (AI); makanan, pakan, pupuk, bahan bakar, dan keuangan (5F), geopolitik, kepemudaan, iklim dan lingkungan, hak asasi manusia, dan pemberdayaan perempuan.
Baca Juga: Di Depan PBB, Menteri Suharso Ungkap 3 Jurus MIKTA Capai Target SDGs 2030
Founder and Chairman Foreign Policy Community Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal mengatakan, acara ini memasukkan unsur utara, selatan, timur dan barat tersebut dengan tujuan untuk membuka ruang dialog ke semua pihak, tidak hanya satu sisi atau elitis, dan tidak berprasangka atau judgmental.
“Inilah alasan mengapa kami bersikukuh bahwa ini menjadi dialog antara pihak timur, barat, utara, dan selatan secara setara dan tanpa prasangka satu sama lain. Itulah kuncinya,” ujar Dino saat sesi pidato pembukaan secara daring pada Sabtu (2/9/2023).
Di sisi lain, Co-Founder dan Chief Policy, Impact and Government Relations Officer Global Citizen, Michael Sheldrick mengatakan bahwa pihaknya menyambut secara antusias adanya Global Town Hall 2023 ini.
“Ini adalah privilege kita dan merupakan kehormatan besar untuk menjadi bagian dari ini,” imbuh Sheldrick antusias.
Baca Juga: IoT Antares Berdampak Positif Terhadap Dunia Industri di Indonesia
Perdana Menteri Antigua dan Barbuda Gaston Browne juga turut mengungkapkan rasa antusiasnya terhadap forum global ini. Dalam pidato sambutannya, Browne mengungkapkan bahwa Antigua dan Barbuda, beserta kepulauan-kepulauan lainnya di dunia, merupakan wilayah yang rentan terhadap krisis iklim global. Ia pun mengajak agar bersama-sama untuk mendesak pemimpin global—termasuk PBB—untuk saling membantu.
“Kita semua butuh perubahan mendesak dalam arsitektur finansial internasional. Kita memerlukan arsitektur keuangan internasional yang lebih responsif dan tidak hanya sekedar pendapatan sebagai satu-satunya ukuran kesenjangan,” ujar Browne.
“Kita semua membutuhkan PBB untuk mengadopsi indeks kerentanan multidimensi yang memberikan negara-negara kepulauan kecil ruang bernapas, yang diperlukan untuk membangun masa depan yang lebih tangguh bagi masyarakatnya, termasuk melalui keringanan utang dan akses yang lebih baik terhadap jalur keuangan berkelanjutan,” tutup Browne serius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement