Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Depan PBB, Menteri Suharso Ungkap 3 Jurus MIKTA Capai Target SDGs 2030

Di Depan PBB, Menteri Suharso Ungkap 3 Jurus MIKTA Capai Target SDGs 2030 Kredit Foto: Bappenas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menegaskan komitmen Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, and Australia (MIKTA) mencapai Agenda 2030.

"Untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), Pemerintah Indonesia melakukan berbagai intervensi," ungkap Suharso, dikutip Selasa (18/7/2023).

Baca Juga: Naik Kelas Jadi Negara Upper-Middle Income, Menteri Suharso: RI Masih Punya PR Besar!

Suharso menjelaskan intervensi itu dilakukan melalui kebijakan, rencana, dan program pembangunan nasional serta menyelaraskan dengan prioritas pemerintah daerah; pelokalan TPB/SDGs hingga ke tingkat desa dan lintas sektor; serta penguatan kemitraan multipihak.

Hal itu disampaikannya dalam High-Level Political Forum (HLPF) on Sustainable Development tahun 2023/High-Level Segment 2023 (HLS) United Nations Economic and Social Council pada Senin (17/7/2023) di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat.

"Hasilnya, Indonesia mampu mencapai 63 persen dari 222 indikator TPB/SDGs," ungkap Suharso.

Pada 2023, Indonesia memimpin keketuaan MIKTA yang bertujuan untuk penguatan tata kelola pemerintahan global, termasuk pemajuan demokrasi, stabilitas dan pembangunan ekonomi; serta sebagai consensus maker dan bridge builder antara negara-negara berkembang dan maju. 

Suharso lalu memaparkan tiga langkah untuk memastikan MIKTA mencapai target kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.

"Pertama, multilateralisme adalah kunci untuk mengatasi tantangan pembangunan global. Oleh karena itu, kami akan berusaha untuk mempromosikan sistem multilateral yang efektif, terbuka, transparan, inklusif, dan akuntabel untuk memastikan pencapaian agenda 2030 dan TPB/SDGs tepat waktu," paparnya.

Kedua, lanjut dia, MIKTA berkomitmen untuk tidak meninggalkan siapa pun dan memprioritaskan mereka yang tertinggal dan yang paling rentan. 

"Kami akan berkontribusi pada pemulihan global yang inklusif untuk semua dan bekerja sama untuk memobilisasi semua sumber pembiayaan TPB/SDGs dan untuk menjembatani kesenjangan kapasitas yang diperlukan untuk mencapai TPB/SDGs," tuturnya.

Terakhir, sambung dia, MIKTA juga akan mengambil tindakan nyata untuk kerja sama internasional yang efektif.

"Indonesia berkomitmen memastikan ketersediaan data untuk memantau kemajuan perubahan yang lebih baik, mengidentifikasi kesenjangan, dan menginformasikan pengambilan keputusan," kata Suharso.

Menurut Suharso, untuk mencapai TPB/SDGs, Indonesia membutuhkan USD1 triliun hingga 2030. Tantangan pendanaan ini diantisipasi melalui pendanaan inovatif seperti blended finance hingga penerapan Integrated National Financial Framework

Baca Juga: Menteri Suharso: RI Butuh Energi Nuklir Pasokan Besar Agar Ekonomi Tumbuh Meroket

Tak hanya itu, Suharso berujar, Indonesia juga membuka sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk menciptakan pertumbuhan yang lebih merata dan tangguh. Beberapa area potensial adalah green growth, blue growth, pemberdayaan UMKM, dan transformasi digital.

"Agar kami bisa kembali ke jalur pencapaian TPB/SDGs, penting bagi kami untuk tidak hanya memenuhi komitmen yang ada tetapi juga menawarkan terobosan yang berarti dan menyampaikan tindakan transformatif untuk meningkatkan implementasi TPB/SDGs," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: