Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pos Indonesia Kembali Salurkan Bansos PKH Tahap 3, Dimulai dari Daerah 3T di NTT

Pos Indonesia Kembali Salurkan Bansos PKH Tahap 3, Dimulai dari Daerah 3T di NTT Kredit Foto: Pos Indonesia

Tepat Sasaran, KPM Terbantu Penyaluran Bansos 

Para penerima bantuan di Kecamatan Mbeliling mengucapkan syukur dan terima kasih atas penyaluran bantuan dari Kemensos oleh Pos Indonesia ini, meski nominalnya terasa tidak cukup akibat tingginya harga kebutuhan saat ini.  

“Saya senang dan bahagia karena ada bantuan bansos ini. Uangnya akan saya gunakan untuk kebutuhan anak, sembako, kebutuhan dapur. Saya terima Rp600 ribu, tidak ada potongan. Harapan saya nominalnya bisa ditambah,” kata KPM dari Kecamatan Mbeliling, Marta Mel. Ia sehari-hari bekerja sebagai petani.

KPM berikutnya, Abdul Majid, menjalani kehidupan yang lebih sulit karena tidak punya pekerjaan dan tidak punya rumah. Sehari-hari ia hidup menumpang di masjid setempat.

“Kegiatan sehari-hari saya tidak ada pekerjaan. Saya untuk hidup menunggu sedekah dari orang, bisa dapat Rp10 ribu, Rp20 ribu untuk beli nasi,” kata Abdul.

Kehidupan Abdul sedikit membaik sejak namanya terdaftar sebagai penerima bansos dari Kemensos.

“Saya terima bansos mulai dari Januari kemarin. Bansos ini untuk kebutuhan sehari-hari, untuk beli beras. Bansos senilai Rp600 ribu sebetulnya tidak cukup untuk sebulan. Sebulan saya beli beras 20 kg. Harga beras per liter Rp13.500. Belum kebutuhan mandi, pulsa untuk bayar listrik,” katanya.

Walau begitu, Abdul tetap mengucap syukur. Setidaknya hidupnya sehari-hari lebih terjamin untuk beli beras.

“Dengan adanya bansos ini saya sangat senang sekali. Hidup saya sudah agak mendingan sejak menerima bansos ini. Apalagi, dana bansos tidak ada potongan sama sekali. Pencairannya juga mudah. Harapannya ke depan nominal bansos akan ditambah. Saya juga tidak punya rumah, saya tinggal di masjid. Harapan saya bisa punya rumah,” tuturnya mengiba.

KPM berusia lanjut, Veronika Daisu, juga merasa terbantu dengan adanya bansos tersebut. Setidaknya ia tidak terlalu membebani anaknya untuk membantu perekonomian.

“Saya senang terima bantuan karena tidak bekerja. Sudah dua tahun ini kepala saya sakit, ada jahitan 40 benang. Saya jatuh dari motor saat mau ambil bantuan di kantor desa. Rasa saya mau mati saat itu. Diantar ke puskesmas jarak lebih dari 2 km. Tetapi Tuhan atur saya belum mati. Kepala saya sampai sekarang sering terasa pusing,” ujar Veronica.

“Saya terima bansos Rp600 ribu, cukup untuk hidup saya. Uangnya dipakai untuk beli beras. Bagaimana selanjutnya biar anak yang usaha lah. Mengambil bansos di sini juga tidak sulit. Tidak ada potongan sama sekali. Terima kasih saya sudah terima bantuan,” katanya menambahkan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: