Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Remaja hingga Sukses di Pasar Modal, Ini Kisah Inspiratif Pendiri Mentor Baik Tom Hardi

Dari Remaja hingga Sukses di Pasar Modal, Ini Kisah Inspiratif Pendiri Mentor Baik Tom Hardi Kredit Foto: Youtube
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bagi banyak orang, investasi di pasar modal seringkali dianggap sebagai hal yang rumit dan mungkin hanya cocok untuk mereka yang memiliki modal besar.

Namun, kisah sukses pendiri Mentor Baik, Tom Hardi, yang mengawali perjalanan investasinya sejak remaja, membuktikan bahwa dengan pengetahuan dan tekad yang kuat, siapa pun bisa mencapai kesuksesan di dunia pasar modal, bahkan dengan modal kecil.

Hardi memberikan beberapa tips berharga bagi mereka yang ingin memulai investasi dengan modal terbatas. Dia menyarankan untuk memahami cara kerja investasi dengan baik terlebih dahulu. 

Baca Juga: Strategi bagi Pemula Saat Harga Saham Fluktuatif, Analis: Beli yang Sedang Uptrend

“Modal kecil bukan masalah besar, jika memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Menurut saya, investasi memerlukan ilmu dan pemahaman yang matang, itu yang lebih penting,” jelas Hardi, dikutip dari kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas pada Jumat (8/9/2023).

Dia juga bercerita bahwa pertama kali mengenal pasar modal saat masih bersekolah di SMA. Teman kakaknya bekerja sebagai broker saham, dan hal ini membuka jendela dunia investasi baginya.

“Saya mulai tahu saham itu awalnya ada teman kakak saya yang jadi broker saham dan waktu itu saya masih SMA,” tambahnya.

Ketertarikannya semakin tumbuh saat dia melanjutkan pendidikan ke tingkat kuliah pada 1996. Pada waktu itu, Hardi memutuskan untuk membeli saham pertamanya di PT Aneka Kimia Raya, dan bahkan sempat mengantre saham BBNI.

“Kemudian berlanjut waktu kuliah, saya ingat saham pertama saya itu Aneka Kimia Raya. Nah, waktu itu saya juga sempat ngantre saham BBNI,” ujar Hardi.

Namun, ketertarikan Hardi terhadap pasar modal tidak berhenti di situ. Saat bekerja di Singapura, dia melihat bahwa sebagian besar rekan kerjanya di kantor juga berinvestasi di saham. Pada awal tahun 2000-an, perdagangan online diperkenalkan di Singapura, dan ini memberikan kesempatan baru bagi Hardi untuk lebih serius dalam dunia investasi saham.

“Kalau di Singapura tuh beda sekali, di sana semua karyawan investasi di saham. Ditambah lagi pada saat itu, kebetulan online trading diperkenalkan. Ketika launching biasanya mereka banyak freebies, saya termasuk yang antre,” jelasnya.

Hardi mengatakan bahwa ia selalu menjadikan profitabilitas sebagai kriterianya dalam memilih saham. Kemudian, baru memutuskan untuk mencari perusahaan yang cocok untuk diinvestasikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: