Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Transfer Pengetahuan, Kemenkop UKM Terus Pede Lahirkan Koperasi Modern

Lewat Transfer Pengetahuan, Kemenkop UKM Terus Pede Lahirkan Koperasi Modern Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto

“Hal ini menjadi bukti bahwa berhimpunnya masyarakat dalam wadah koperasi selain dapat meningkatkan aspek ekonomi juga aspek sosial,” tegas Nasrun.

KemenKopUKM sendiri saat ini tengah mendorong KSP untuk membentuk holding company model close loop economy dengan cara melakukan spin off atau pemekaran. Pendekatan holding company untuk meningkatkan nilai Promosi Ekonomi Anggota koperasi yang sebagian besar merupakan pelaku usaha mikro dan kecil.  

Baca Juga: Di Forum ASEAN, LPDB-KUMKM Tampilkan Dua Koperasi Terbaik

Kebutuhan modal disediakan oleh KSP sedangkan produksi ditangani oleh koperasi produsen, pemasaran oleh koperasi pemasaran, dan jasa oleh koperasi jasa.

“Dengan cara seperti itu anggota dapat menerima layanan dan manfaat yang optimum dari koperasi. Holding Company melalui Spin Off ini telah dilakukan oleh Kopsyah BMI dengan terbentuknya Kopmen BMI dan Kopjas BMI,” ujarnya.

Untuk Kopontren Al-Itifaq, Nasrun mengatakan bahwa Kopontren ini merupakan salah satu role model pengaplikasian koperasi yang dapat memajukan desa dan ekonomi umat. Kopontren Al-Itifaq yang berdiri sejak 1977 merupakan contoh koperasi sektor riil yaitu sektor agrobisnis dengan komoditas utama sayur-sayuran. Koperasi tidak hanya menjadi agregator pertanian berlahan sempit tetapi juga menjadi off-taker.

Melalui konsep Kopontren Al-Itifaq, mengonsolidasikan para petani sekitar, dan hasil panennya dibeli oleh Kopontren Al Ittifaq. Kopponten tersebut juga mengonsolidasikan kurang lebih 23 Koppontren di Jawa Barat, baik pemasaran produk dan pembiayaan. Pada intinya Kopontren Al Ittifaq sudah memiliki skema rantai pasok (supplay chain) dan pembiayaan berbasis koperasi.

“Kopontren Al-Ittifaq telah berhasil memasarkan dan mendistribusikan sayur-mayur serta buah-buahan produksi petani anggotanya ke berbagai pasar modern, seperti PT Lion Super Indo, Yogya Departmen Store, serta AEON di Bandung dan Jakarta,” kata Nasrun.

Baca Juga: Masih Ada Tantangan Besar UKM dan Koperasi Jalani Bisnis Inklusif, Teten Masduki Beber Solusinya

“Belajar dari pengalaman keberhasilan koperasi (best practice) dengan kegiatan magang di koperasi diharapkan tercipta koperasi-koperasi baru seperti KUD Mino Saroyo, Kopsyah BMI, dan Kopontren Al-Itifaq. Karena dalam menjalankan bisnis koperasi yang berdaya saing dan bermanfaat bagi anggota diperlukan strategi yang matang dan belajar juga belajar dari pengalaman,” ucapnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: