Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Publik Diminta Tak Salah Serap Data Risiko Kesehatan dan Finansial akibat Polusi Udara

Publik Diminta Tak Salah Serap Data Risiko Kesehatan dan Finansial akibat Polusi Udara Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria, meminta agar publik tidak salah menyerap informasi data risiko kerugian finansial dan kesehatan yang dipaparkan oleh organisasi yang tidak kredibel. 

“Sekarang lagi banyak informasi beredar tentang data risiko kerugian finansial sebesar Rp14,2 triliun dan ancaman kesehatan, bahkan risiko kematian kepada 1.470 orang akibat buruknya kualitas udara. Data itu tidak benar, dan itu hanya asumsi,” kata Sofyano kepada media, Kamis (14/09/2023). 

Data tersebut, paparnya, dilansir oleh Centre for Research on Energy and Clean Air/CREA yang kredibilitasnya dipertanyakan. “Selain kredibilitas, organisasi itu juga tidak jelas mengkaji dengan metode dan alat apa. Jadi datanya tidak valid,” katanya. 

Baca Juga: Soal Polusi Udara, Publik Diimbau Ikuti Data dan Solusi Pemerintah

Menurut Sofyano, polusi udara di Jakarta terjadi karena cuaca akibat El Nino. “Asap kendaraan terjebak panas sehingga susah terurai. Nanti juga selesai kalau turun hujan,” kata Sofyano yang juga ahli di bidang kebijakan energi. 

Sofyano mengatakan, hal itu terbukti saat pemerintah melakukan rekayasa atau modifikasi cuaca beberapa hari belakangan. “Kita sama-sama tahu, kalau langit Jakarta cerah karena polutan berhasil diurai oleh water mist hasil rekayasa cuaca.”

Baca Juga: Kalau Mau Udara Jakarta Bersih, Pemerintah Harus Batasi Penggunaan Kendaraan Pribadi

Sekali lagi, Sofyano mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu khawatir soal angka dan risiko Kesehatan yang di-publish oleh CREA. “Itu hanya asumsi yang dibesar-besarkan. Mungkin mereka juga tidak bisa membuktikannya,” tegasnya. 

Menurut Sofyano, organisasi yang mem-publish data itu jualan alat. Jadi wajar kalau menggunakan risiko kesehatan dan kerugian yang bombastis agar masyarakat membeli alat dari mereka.

Tak hanya CREA, Sofyano juga menyoroti terkait dengan output kualitas udara yang yang dirilis real time oleh IQAir. “Website itu seolah-olah membuat kualitas udara terlihat buruk sekali. Mereka beranggapan bahwa masyarakat akan membeli produknya jika ingin kualitas udaranya baik.”

Sofyano menjelaskan bahwa IQAir merupakan produsen air purifier atau alat pemurni udara dari Swiss. “Harganya mahal, bisa di cek di internet. Hal itu membuktikan bahwa rilis risko kerugian negara dan risiko kesehatan itu mempunyai tujuan bisnis,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: