Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahlil Sentil Pertamina 'Nafsu' Mainkan Blok Migas Sendiri Padahal Tak Maksimal

Bahlil Sentil Pertamina 'Nafsu' Mainkan Blok Migas Sendiri Padahal Tak Maksimal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan kepada investor hulu minyak dan gas (migas) agar mengoptimalkan pengelolaan sesuai dengan kemampuan.

Dalam pidato kuncinya di acara The 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas (ICIUOG) 2023 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bahlil menyampaikan investasi migas masih memiliki potensi besar di Indonesia.

Meskipun investasi hulu migas tidak termasuk dalam portofolio Kementerian Investasi, menurut Bahlil investasi hulu migas masih dapat dimaksimalkan. Apalagi dengan realisasi investasi migas yang terus mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir.

Baca Juga: Arifin Tasrif Ungkap Gas Akan Jembatani Proses Transisi ke Energi Bersih

Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi 128 cekungan yang belum digali seluruhnya. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Bahlil menyampaikan bahwa pengelolaan sumur minyak bumi yang tidak dapat dioptimalkan oleh Pertamina perlu dioptimalisasi. 

“Peluang ini kalau bisa diprioritaskan ke pengusaha nasional. Kalau tidak bisa, baru ke investor asing atau kolaborasi. Kita tidak bisa main sendiri-sendiri. Kita tidak bisa merasa ini negara kita, tapi Pertamina jangan sampai nafsu kuda, tenaga ayam,” tegas Bahlil, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (21/9/2023).

Lebih lanjut, Bahlil meyakinkan agar investor migas tidak perlu ragu melakukan investasi tambahan di Indonesia. Apalagi dengan arah kebijakan investasi negara ke depan yang mendorong pada hilirisasi yang tidak hanya untuk satu komoditas saja (nikel). 

Potensi lain yang dapat dikembangkan misalnya industri metanol, pabrik pupuk, dan blue ammonia. Berdasarkan Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis, hilirisasi sektor migas membutuhkan investasi sampai dengan US$68,1 miliar hingga tahun 2040. 

“Negara tidak akan pernah berdaulat secara kafah kalau kita masih terus menjual atau mengekspor barang mentah. Investor juga harus berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha nasional, teman-teman dan UMKM daerah. Jadikan teman-teman daerah sebagai subjek dan objek investasi,” pungkas Bahlil.

Baca Juga: SKK Migas Dorong Percepatan Penerbitan Skema Bagi Hasil

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: