UMKM dalam Bahaya, Kaspersky Ungkap Empat Ancaman Siber Teratas di 2023
Perusahaan keamanan siber global, Kaspersky, kembali menggagalkan hampir empat kali lipat serangan malware yang menargetkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Asia Tenggara selama paruh pertama (semester) tahun 2023. Hasilnya, sebanyak 44.022 serangan di semester satu tahun 2023 dan ini meningkat sebesar 364% daripada tahun 2022, yang hanya 9.482 serangan.
Dilansir dari keterangan resminya pada Rabu (27/9/2023), Kaspersky telah memblokir total 44.022 serangan malware terhadap karyawan UMKM di wilayah Asia Tenggara selama semester satu 2023, meningkat sebesar 364% dibandingkan dengan hanya 9.482 serangan pada periode yang sama pada tahun 2022. Di Indonesia sendiri, terdapat 11.969 serangan di semester satu tahun 2023, dan termasuk meningkat drastis dibanding semester satu tahun 2022 sebanyak 6.534.
Baca Juga: Cerita Peneliti Senior Kaspersky Tetap Santai Walau Buru Aktor Malware Top
Menurut General Manager Asia Tenggara Kaspersky, Yeo Siang Tiong, mengungkapkan bahwa UMKM sebagai tulang punggung Asia Tenggara, sektor ini perlu dirangkul untuk digitalisasi, meski mereka masih mengabaikan aspek keamanan siber.
“UMKM adalah tulang punggung perekonomian Asia Tenggara. Bisnis-bisnis tersebut menyumbang hampir setengah dari PDB kawasan ini, menyumbang 85% lapangan kerja, dan berkontribusi hampir 99% bisnis di Asia Tenggara. Untuk memenuhi perubahan kebutuhan pelanggan, penting bagi sektor ini untuk merangkul digitalisasi, meskipun sebagian besar mengabaikan aspek keamanan siber,” komentar Tiong yang dilansir dari keterangannya pada Rabu (27/9/2023).
Kaspersky pun merangkum empat jenis serangan yang kerap ditujukan UMKM untuk membantu mereka memetakan keamanan siber mereka pada tahun 2023. Apa saja?
Pertama adalah exploits. Serangan ini muncul dari perangkat lunak berbahaya dan/atau tidak diinginkan yang sering menyusup ke komputer korban melalui eksploitasi. Wujudnya berupa program berbahaya yang dirancang untuk memanfaatkan kerentanan perangkat lunak.
Para penjahat siber dapat menjalankan malware lain di sistem, meningkatkan hak istimewa penyerang, menyebabkan aplikasi korban mogok, dan sebagainya. Mereka sering kali mampu menembus komputer korban tanpa tindakan apa pun dari pengguna.
Baca Juga: Kaspersky: Ancaman Siber Sasar UMKM Indonesia pada Paruh Pertama 2023
Kedua adalah trojan. Ancaman ini paling terkenal dan dapat memasuki sistem dengan menyamar dan kemudian melancarkan aktivitas berbahayanya. Tergantung tujuannya, Trojan dapat melakukan berbagai tindakan, seperti menghapus, memblokir, mengubah atau menyalin data, mengganggu kinerja komputer atau jaringan komputer, dan lain sebagainya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement