Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekankan Pentingnya Jaga Benteng Peradaban Islam, Wapres Ma'ruf Amin: Kita Dijajah Ratusan Tahun...

Tekankan Pentingnya Jaga Benteng Peradaban Islam, Wapres Ma'ruf Amin: Kita Dijajah Ratusan Tahun... Kredit Foto: Sekretariat Wakil Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin mengatakan, pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional di dunia Islam yang memiliki peran penting dalam memelihara, melestarikan, dan mengembangkan peradaban Islam. Di Indonesia, sejak berabad-abad lalu, pesantren telah menjelma menjadi fondasi kuat bagi keberlanjutan ajaran Islam dan perkembangan intelektual.

Karennaya, pesantren adalah benteng penjaga peradaban Islam. Sehingga, meskipun Indonesia dijajah ratusan tahun, bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam tidak bergeming dalam menjaga keimanannya.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Muncul sebagai Cawapres Prabowo Subianto, PDIP: Selamat...

“Kita dijajah ratusan tahun, tapi umat Islamnya tidak berubah tetap mayoritas 90%," ungkap Wapres saat menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Al Maghfurlah K.H. Muhammad Amin (Abuya Amin) Ke-30 di Masjid Jami’ Baitul Muhtadin, Kp. Tegal Kamal, Ds. Renged, Kec. Kresek, Kab. Tangerang, Banten, Kamis (28/09/2023).

Wapres menjelaskan, pada masa penjajahan dulu, sambungnya, manusia itu biasanya cenderung mengikuti apa yang diajarkan oleh penguasanya. Tetapi hal ini tidak berlaku di Indonesia, karena bangsa Indonesia memiliki pesantren sebagai benteng akidah.

“Untuk itu, pesantren harus terus dihidupkan, karena pesantren itulah sebenarnya merupakan benteng-benteng," tegas Wapres.  

Terlebih di era disrupsi sekarang ini, tutur Wapres, peran pesantren menjadi sangat vital untuk menangkal berbagai pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebab, era disrupsi sebagai masa di mana terjadi banyak perubahan akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat secara luas, termasuk dalam kehidupan beragama.

Baca Juga: PDIP Sebut Semua Kandidat Bacawapres Ganjar Menguat

"Sekarang istilahnya globalisasi, kita dijadikan orang yang berpikir global, sehingga kita tidak memperhatikan masalah agama yang penting bagaimana kita maju dan sebagainya," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: